Mohon tunggu...
Jihan Madubun
Jihan Madubun Mohon Tunggu... Kontributor Tulisan

Pendidikan, Politik, Science, Sosial, Edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bahaya AI dan Deepfake: Dari Kasus Sri Mulyani hingga Krisis Kepercayaan Global

22 Agustus 2025   16:56 Diperbarui: 22 Agustus 2025   19:09 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) diciptakan untuk mempermudah hidup manusia: dari membantu kerja kantor, memprediksi cuaca, hingga mendukung pendidikan. Namun, di balik manfaatnya, AI juga membawa ancaman baru. Salah satu yang paling berbahaya adalah deepfake, teknologi yang mampu memanipulasi wajah dan suara seseorang dengan tingkat realisme yang menipu.

Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia sempat digegerkan dengan video Menteri Keuangan Sri Mulyani yang tampak seolah-olah menyebut guru sebagai "beban negara." Video tersebut tersebar luas di media sosial, memicu kemarahan banyak pihak, hingga menambah sentimen negatif terhadap pemerintah.

Faktanya? Itu video palsu. Sebuah deepfake.

Kasus ini adalah contoh nyata betapa AI bisa menciptakan krisis kepercayaan di masyarakat.

Apa Itu Deepfake dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Deepfake adalah kombinasi kata "deep learning" dan "fake."

Teknologi ini menggunakan algoritma machine learning, khususnya Generative Adversarial Networks (GANs), untuk:

  • Mempelajari wajah dan suara target dari kumpulan data (video, foto, rekaman suara).
  • Mengganti atau menempelkan wajah/suara target pada tubuh orang lain dengan sinkronisasi yang sangat halus.
  • Menghasilkan video/audio palsu yang sulit dibedakan dari aslinya.

Dengan perkembangan AI, kualitas deepfake kini sudah sangat tinggi. Kedipan mata, ekspresi wajah, hingga intonasi suara bisa ditiru hampir sempurna.

Kasus-Kasus Deepfake dan Dampaknya

1. Kasus Sri Mulyani (Indonesia, 2025)

  • Kejadian: Video editan menampilkan seolah-olah Sri Mulyani menyebut guru sebagai "beban negara."
  • Dampak: 
    • Masyarakat guru merasa terhina memicu protes.
    • Reputasi pejabat publik terancam.
    • Publik makin skeptis terhadap informasi resmi.
  • Pelajaran: Deepfake bisa dipakai untuk menyerang reputasi tokoh publik dan mengacaukan hubungan pemerintah dengan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun