"Buku-buku tak pernah menolak disentuh. Tapi kita, terlalu sering menolaknya."
Ada hal yang membuat saya tertawa geli sekaligus menggelitik getir ketika melihat unggahan dari akun Instagram @ardian.purwoseputro.
Dalam unggahan itu, dia menyoroti seorang pedagang buku yang dengan tenangnya membiarkan rak bukunya berdiri di luar toko, tanpa pengaman, tanpa gembok, tanpa penjaga.
Tapi bukan visualnya yang bikin saya tergelak.
Yang lebih menggelitik justru kata-kata pedagangnya, seolah ini menjadi indikator orang Indonesia pintar.
Begini bunyinya: "Tenang aja... orang Indonesia belum mau jadi pintar,"Â katanya sambil menyimpulkan senyuman dibibirnya.
Sarkasme tipis yang terasa manis di awal, tapi pahit di akhir.
Sebab, kalau kita jujur, ada kebenaran pahit di dalam kalimat itu yang tidak bisa kita tolak.
Literasi yang Sekarat, Tapi Tak Dirasakan Sakitnya
Pedagang itu tak khawatir bukunya hilang.
Bukan karena lingkungannya aman, tapi karena barang dagangannya bukan barang rebutan.