Pada akhirnya, yang kita peringati bukanlah Kartini yang pernah ada, melainkan Kartini yang sedang kita ciptakan. Di dalam diri kita sendiri. Karena sesungguhnya, Kartini bukan sejarah. Ia adalah cermin. Dan di setiap bayangan yang menatapnya, ada pertanyaan yang tak bisa diabaikan, "Sudahkah aku menjadi cahaya bagi sekitar, atau hanya sibuk berdiri di bawah sorotnya?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI