Mohon tunggu...
JIBDATUN JIBDATUN NABILA
JIBDATUN JIBDATUN NABILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ekonomi Syariah Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya

"Ing ngarsa sung tulada Ing madya karsa Tut wuri handayani"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Dipulau Jawa Banyak Terkena Bencana Alam pada Tahun 2024, Adanya Letak Geografisnya yang Rentang Bencana

12 Mei 2024   22:02 Diperbarui: 13 Mei 2024   10:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

     Frekuensi dan keragaman bencana alam di pulau Jawa  adalah  salah satu  yang terdapat di Negara Indonesia yang sering menjadi pusat rentangnya  dalam bencana alam. Dengan populasi yang padat penduduk di pulau jawa, pulau jawa  juga terdapat berbagai bencana alam dengan letak geografisnya yang berada diantara lempeng tektonik yang aktif, serta adanya faktor geologis , kondisi  geografis, Pengelolaan lingkunga yang tidak merata dan berkelanjutan, dan tindakan dan kesadaran akan faktor dalam menyikapi bencana alam di pulau Jawa.  Beberapa bencana alam di pulau Jawa yang meliputi gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor, banjir dan tsunami. Bencana alam di pulau Jawa menjadi landasan penting  dalam mitigasi, adaptasidan respon terhadap bencana alam . Dengan pendekatan yang holistik dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat yang di harapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih tangguh dan aman bagi penduduk di pulau Jawa.

    Pada tahun 2024 pulau Jawa masih menjadi pusat rentangnya bencana alam yang mengancam kehidupan dan aktivitas masyarakat karena ada beberapa sebab yang mengakibatkan bencana alam di pulau Jawa yang meliputi:

    Pulau Jawa memiliki sejumlah faktor geografis yang berkontribusi pada berbagai bencana alam yang sering terjadi di wilayah tersebut. Beberapa faktor geografis utama yang memengaruhi bencana alam di Pulau Jawa termasuk: Letak geografis yang aktif dipulau Jawa terletak di cincin api pasifik, wilayah yang dikenal dengan aktivitas geologis yang tinggi. Interaksi antara lempeng tektonik di wilayah ini menyebabkan seringnya gempa bumi dan letusan gunung berapi. Gunung berapi yang aktif di pulau jawa memiliki sejumlah gunung berapi aktif, seperti gunung merapi, gunung kelud, dan gunung semeru. Letusan dari gunung-gunung ini dapat menyebabkan berbagai bencana, termasuk awan panas, lahar, dan aliran piroklastik. Sistem sungai yang padat di pulau Jawa memiliki sistem sungai yang cukup padat, terutama di daerah pegunungan. Hal ini menyebabkan rentannya pulau ini terhadap banjir dan longsor saat curah hujan tinggi. Pesisir yang panjang  di pulau Jawa dapat mengakibatkan rentannya bencana tsunami akibat gempa bumi di laut. Wilayah pesisir juga dapat mengalami banjir rob dan erosi pantai. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan musim hujan yang dapat memicu banjir dan longsor di beberapa wilayah di pulau Jawa.

     Kondisi geografis  yang terkait dengan bentuk, fitur, dan posisi suatu wilayah atau lokasi geografis.Kondisi ini dapat mencakup elemen-elemen seperti iklim, topografi, hidrologi, geologi, dan vegetasi. Kondisi geografis sangat penting karena mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan lingkungan di suatu daerah. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai beberapa aspek kondisi geografis: Iklim mengacu pada cuaca di suatu wilayah dalam jangka waktu yang panjang seperti suhu, curah hujan, dan kelembaban udara merupakan kondisi iklim yang mepengaruhi pertanian, kegiatan ekonomi, kesehatan, dan gaya hidup manusia. Topograf yang mencakup bentuk dan fitur permukaan bumi, seperti gunung, lembah, dataran tinggi, dan dataran rendah. Topografi memengaruhi sistem drainase, distribusi tanaman dan hewan, serta risiko bencana alam seperti banjir, longsor, dan erosi tanah. Hidrologi yang mengacu pada distribusi, sirkulasi, dan kualitas air di suatu wilayah. 

     Kondisi hidrologis yang meliputi sungai, danau, saluran irigasi, keberadaan air tanah, dan pola curah hujan. Pengelolaan air yang baik sangat penting untuk pertanian, pemukiman, industri, dan lingkungan hidup secara keseluruhan. Geologi yang mencakup struktur dan komposisi bumi, termasuk jenis tanah, batuan, dan formasi geologis lainnya. geologi mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam seperti mineral, batubara, minyak bumi, serta risiko geologi seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Vegetasi atau tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah merupakan bagian penting dari kondisi geografis. Tipe-tipe vegetasi seperti hutan hujan tropis, savana, padang rumput, atau gurun memengaruhi keanekaragaman hayati, siklus air, dan keseimbangan ekosistem.

      Pengelolaan lingkungan yang tidak merata dan  berkelanjutan dapat mengakibatkan berbagai masalah lingkungan, termasuk meningkatnya risiko bencana alam. Untuk mengatasi hal ini, beberapa langkah pengelolaan lingkungan yang perlu dilakukan secara merata dan berkelanjutan di Pulau Jawa adalah sebagai berikut:  Konservasi sumber daya alam yang melindungi hutan-hutan dan lahan-lahan kritis yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air, habitat satwa liar, dan mitigasi bencana alam seperti banjir dan longsor. Program reboisasi dan penghijauan perlu ditingkatkan untuk memulihkan ekosistem yang terdegradasi Pengelolaan air yang efisien dan berkelanjutan, yang dapat merlindungan sumber air, pengelolaan daerah aliran sungai, dan mengendalian banjir. Pembangunan infrastruktur pengelolaan air seperti bendungan dan saluran irigasi juga harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan. 

     Pengendalian pencemaran yang menerapkan kebijakan dan teknologi untuk mengendalikan pencemaran udara, air, dan tanah dari industri, pertanian, transportasi, dan limbah domestik. Penegakan regulasi lingkungan yang ketat dan pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan perlu diperkuat. Pengelolaan limbah yang berkelanjutan dapat mendorong kurangannga daur ulang, dan pengolahan limbah yang efisien. Dapat menyadaran akan pentingnya meminimalkan limbah dan memilih produk yang ramah lingkungan juga perlu ditingkatkan. Pengembangan energi yang beralih ke sumber energi  seperti energi surya, angin, dan biomassa untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan. 

     Program pengembangan energi terbarukan perlu didukung dengan insentif dan regulasi yang mendukung. Pemberdayaan masyarakat yang melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan lingkungan, termasuk dalam pengambilan keputusan, pemantauan lingkungan, dan pelaksanaan program-program konservasi. Pendidikan lingkungan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan juga perlu ditingkatkan. Penataan ruang yang berkelanjutan  yang menerapkan perencanaan tata ruang yang berkelanjutan untuk menghindari konversi lahan yang tidak terkontrol dan memastikan penggunaan lahan yang optimal sesuai dengan karakteristik lingkungan.

    Dalam menyikapi bencana alam di Pulau Jawa,  juga terdapat berbagai tindakan dan kesadaran yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan dampaknya. Berikut adalah beberapa contoh tindakan dan kesadaran yang penting: Peningkatan Kesadaran Masyarakat  untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi bencana alam yang ada di Pulau Jawa, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, dan longsor. Dengan pengetahuan yang lebih baik, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah persiapan yang tepat, seperti membuat rencana evakuasi dan memiliki perlengkapan darurat. Pembangunan Infrastruktur oleh pemerintah yang tangguh  terhadap bencana alam, termasuk sistem peringatan dini, shelter darurat, jaringan komunikasi darurat, dan jalur evakuasi yang aman. Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan adanya Langkah-langkah konservasi lingkungan, seperti penghijauan, pelestarian hutan mangrove, pengendalian erosi tanah, dan pengelolaan air yang berkelanjutan, dapat membantu mengurangi risiko bencana alam dan meningkatkan ketahanan lingkungan. Penyadaran Akan Dampak Perubahan Iklim dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam. Kesadaran akan dampak perubahan iklim dan upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dapat membantu mengurangi risiko bencana alam di masa depan. Peningkatan Kesiapsiagaan Individu dan Keluarga sangat di perlukan.

    Pada tahun 2024, Pulau Jawa mengalami banyak bencana alam karena beberapa faktor utama. Salah satunya adalah letak geografis Pulau Jawa yang berada di zona tektonik aktif, seperti Cincin Api Pasifik, yang membuatnya rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi. Selain itu, kondisi lingkungan yang semakin rentan akibat aktivitas manusia seperti deforestasi, penggundulan hutan, dan pembangunan tidak terkontrol juga meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan longsor. Perubahan iklim juga berkontribusi dengan intensitas dan pola bencana yang lebih ekstrem. Kombinasi faktor-faktor ini membuat Pulau Jawa sering terkena berbagai bencana alam yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungannya secara signifikan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun