Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

KUR, Pintu Menuju Perubahan

19 Agustus 2020   09:59 Diperbarui: 19 Agustus 2020   10:08 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Zaman sekarang siapa sih yang gak kenal dengan bank, sebuah tempat yang khalayak umum ketahui sebagai tempat penyimpanan uang yang lebih aman daripada dibawah bantal atau dalam lemari, sebab jika kita menyimpan uang di bank kita mendapat jaminan akan keamanan baik dari tindak kejahatan juga musibah seperti kebakaran yang dapat menghanguskan segalanya, ibarat kata bank kebakaran dan uangnya ikut terbakar namun tabungan kita yang telah di konversikan dalam deret angka tetap ada dan pemerintah menjamin itu.

saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai kemanan bank, tetapi saya akan membahas lebih lanjut tentang sebuah produk bank yang sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin membesarkan usahanya namun tidak punya cukup modal yaitu KUR (kredit usaha rakyat). KUR merupakan sebuah program pemerintah yang telah bekerjasama dengan perbankan dalam memenuhi kebutuhan modal masyarakat dengan syarat yang mudah dan dengan bunga yang sangat rendah yaitu 6%/tahun.

Jika dulu masyarakat lebih mengenal bank sebagai tempat menabung, sekarang sudah benyak masyarakat yang tidak hanya sekedar menabung namun sudah memanfaatkan produk lain terutama KUR untuk memenuhi kebutuhan usahanya termasuk di dalamnya adalah orang tua saya sendiri yang berprofesi sebagai petani karet kecil-kecilan di kalimantan selatan. Harga karet yang sangat rendah beberapa tahun terakhir hanya Rp 5.000- Rp 6.500/kg membuat usaha ini sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup apalagi membiayai pendidikan adik saya yang masih duduk dibangku Mtsn.

Penghasilan dari menayadap karet rata-rata Rp 20.000 untuk satu kali menyadap dan dalam seminggu hanya bisa paling banyak 3x menayadap karet, kalo lagi musim hujan lebih parah lagi kadang satu minggu hanya bisa sekali menyadap karet. beruntung kami masih memiliki sebidang sawah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam satu tahun sehingga kami bisa bertahan. Namun kebutuhan semakin meningkat khususnya biaya pendidikan sehingga terpaksa putar otak mencari penghasilan lain entah menjadi kuli atau buruh lepas.

Sebagai anak tertua saat itu umur 15tahun dan masih duduk dibangku sma tahun 2008 membuat saya berfikir bagaimana membantu orang tua agar memiliki pekerjaan lebih baik lagi, setiap waktu setiap saat saya tidak berhenti berfikir demi masa depan yang lebih baik lagi. suatu hari saat pulang sekolah saya melewati Kantor Bank BRI dan berhenti sejenak untuk membaca sebuah informasi dari spanduk yang terpampang tak jauh dari pintu masuk bank tersebut bertuliskan "kredit usaha rakyat KUR BRI 9%/tahun".

Masih dengan seragam sekolah saya memberanikan diri untuk masuk ke dalam kantor Bank BRI yang kemudian disambut oleh petugas keamanan yang menanyakan tentang maksud dan tujuan saya, mohon maaf saat itu saya berbohong mengatakan kalau orang tua saya menyuruh saya menanyakan perihal KUR. kemudian saya diarahkan ketempat duduk dan disuruh menunggu antrian, kurang lebih 15 menit menunggu kemudian saya disuruh duduk untuk berbicara dengan petugas (cs), saya mengutarakan maksud dan tujuan saya datang ke sini, dengan bakat mengarang bebas yang saya miliki mencoba meyakinkan bahwa orang tua saya tertarik untuk mendapatkan KUR.

Setelah berbicara panjang lebar dan saya sudah cukup paham kemudian petugas itu memberikan sebuah brosur KUR yang di dalamnya terdapat informasi mengenai persyaratan dan juga daftar nilai pinjaman beserta angsuran perbulannya, dengan perasaan puas kemudian setelah mengucapkan terima kasih saya keluar meninggalkan kantor BRI dan melanjutkan pulang kerumah mengayuh sepeda dengan hati bisa dibilang optimis dan sedikit senang sebab mungkin ini sebuah peluang.

sampai dirumah, waktu sudah menunjukkan jam 3 lebih dan ibuku langsung bertanya-tanya kenapa pulang sekolah sesore ini, maklum waktu itu masih belum punya hp sehingga tidak bisa memberi kabar dengan cepat. sambil makan siang (sore) saya bercerita panjang lebar mengenai kejadian hari ini dan kemudian saya mengeluarkan brosur KUR yang telah saya peroleh, kemudian saya bilang kepada orang tua saya untuk mencoba berdagang siapa tahu rejeki kita lebih baik.

cukup lama kami berdiskusi mengingat tak ada satupun keluarga yang berpengalaman menjadi pedagang sehingga kami kebingungan mau berdagang apa di kampung seperti ini. saat itu kira-kira perlu waktu sebulan untuk memikirkan berdagang apa dan telah sampai pada hasilnya yaitu berjualan lauk dan sayur masak.

Setelah yakin dengan keinginan untuk berdagang kemudian hari senin saya ijin tidak masuk sekolah untuk mengajak ayah saya ke kantor Bank BRI untuk mengajukan KUR dengan membawa dokumen pendukung seperti KTP, KK, surat keterangan usaha dan segel tanah. perjalanan menuju kantor bank memakan waktu sekitar setengah jam menggunakan sepeda. sesampainya di sana tidak lupa petugas keamanan menanyakan maksud dan tujuan dan kami diarahkan menuju petugas yang khusus menangani KUR.

Seteleh memeriksa kelengkapan dokumen kemudian petugas itu sedikit mewawancarai ayah saya untuk memastikan bahwa memang tujuan meminjam uang untuk usaha. kurang lebih 20 menitan kami diperkanankan pulang katanya nanti akan ada petugas dari bank datang kerumah untuk melakukan survey kelayakan.

singkat cerita beberapa hari kemudian petugas bank datang kerumah untuk memeriksa dan wawancara kemudian kabar gembira bahwa pengajuan KUR sudah disetujui dengan nilai pinjaman Rp 1.000.000 dicicil dalam waktu satu tahun. dengan uang itu kemudian orang tua saya berhasil membuka warung untuk jualan lauk pauk dan sayuran masak, karena satu-satunya yang jualan makanan seperti itu dikampung dan apalagi harganya cukup murah membuat warung tidak pernah sepi apalagi siang.

Alhamdulillah dengan adanya warung tersebut orang tua memiliki penghasilan setiap hari, meski rata-rata penghasilan hanya Rp 30.000-Rp 50.000 namun itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya termasuk saya sendiri. perlahan-lahan warung itu makin rame dan setahun kemudian setelah lunas pinjaman di bank orang tua saya mengajukan pinjaman lagi Rp 2.000.000 untuk memperbesar warung dan sampai saat ini warung tersebut masih bertahan hingga mampu membiayai kuliah saya dan adik-adik saya.

KUR adalah program yang memang disediakan pemerintah untuk memberikan kesejahtraan pada masyarakat apalagi sekarang bunga KUR sudah turun menjadi 6%/tahun, tentu menjadi peluang yang bagus untuk masyarakat yang memiliki keinginan merubah atau menambah usahanya, yang perlu diingat bahwa KUR ini harus digunakan untuk keperluan usaha produktif bukan konsumtif sehingga kita bisa memenuhi kewajiban kita untuk membayar pinjaman tepat waktu sebab dengan kita bayar tepat waktu maka bank memiliki dana untuk meminjamkan lagi kepada orang yang membutuhkan sehingga semakin meningkatkan perekonomian masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun