Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilihan Kepala Desa, Wajah Demokrasi yang Sebenarnya

27 Juni 2019   08:32 Diperbarui: 27 Juni 2019   08:33 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : klatentv.com

Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak tetapi yang terbanyak bukan selalu yang terbaik sebab seperti halnya pemilihan kepala desapun masih banyak orang yang memilih tanpa pertimbangan kemampuannya atau cuman alasan personal saja padahal desa tersebut memiliki orang yang sangat peduli kemajuan desa dan punya kemampuan mumpuni meskipun dia baru berusia 20-30 tahun.

Demokrasi selalu menggunakan asas suara terbanyak meski yang terbanyak bukan yang terbaik, sehingga ini memunculkan fenomena jual beli suara  untuk bisa menang dalam pemilu, kalau sudah begini tentu yang terpilih kebanyakannya adalah orang yang memiliki kemampuan keuangan yang lebih baik, bukan kemampuan dalam hal pengelolaan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

Sering sekali saya melihat di berita-berita ada demo menuntut kesejahtraan, ada demo menuntut pekerjaan, ada demo menuntut sekolahan yang layak,ada demo menunut perbaikan infrastruktur, dan demo-demo lainnya dan menyalahkan pihak-pihak pemerintah yang tidak seharusnya. padahal pemerintah melalui Undang-Undang telah memberikan dukungan penuh untuk kesejahtraan masyarakat termasuk didalamnya menyangkut tugas kepala desa.

Seandainya kepala desa menjalankan tugasnya sesuai Undang-Undang yaitu:

(i) Menyelenggarakan pemerintahan desa, 

(ii) Melaksanakan pembangunan desa, 

(iii) Melaksanakan pembinaan masyarakat desa; dan,

(iv) Memberdayakan masyarakat desa. 

Maka saya yakin kesejahtraan masyarakat akan tercapai, tetapi yang memilih kepala desa itu adalah para masyarakat sendiri bukan pemerintah, mau kepala desa seperti apa itu ditentukan melalui pemungutan suara terbanyak, jika kepala desa yang terpilih nanti ternyata tidak kompeten maka jangan menyalahkan pemerintah kalau fasilitas umum di desa rusak, kalau tidak ada pembinaan, kalau tidak ada pemberdayaan, sebab masyarakat sendirilah yang memilihnya jadi salahkanlah diri sendiri, jangan melempar kesalahan pada pemerintah yang telah memberikan dukungan berupa Undang-undang.

Kalau kita mau negara ini semakin maju maka mulailah dari yang paling kecil, pilihlah kepala desa yang memang memiliki kemampuan dan kepedulian terhadap masyarakat meski usia muda, meski tidak kaya, meski bukan anak pejabat. sebab kemampun dan kepedulian itulah yang akan memajukan desa tersebut. kalau masyarakat sudah memilih kepala desa berdasarkan kemampuan dan kepeduliannya maka itu menunjukkan kedewasaan proses demokrasi Indonesia yang terpilih adalah yang terbanyak dan yang terbanyak adalah yang terbaik.

Majulah Indonesiaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun