Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilihan Kepala Desa, Wajah Demokrasi yang Sebenarnya

27 Juni 2019   08:32 Diperbarui: 27 Juni 2019   08:33 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : klatentv.com

Jika kita ingin mengetahui bagaimana proses demokrasi di Indonesia berjalan maka perhatikanlah pada ajang pemilihan kepala desa, sebab pemilu tingkat desa ini merupakan gambaran jelas terhadap proses demokrasi yang berjalan saat ini apakah rakyat indonesia lebih banyak memilih pemimpinnya berdasarkan kemampuan atau cuman berdasarkan alasan personal seperti ketokohan. kepala desa yang terpilih merupakan cerminan mayoritas penilaian para pemilih di tiap desa, dan ini juga pasti akan berlaku untuk pemilihan diatasnya seperti kepala daerah, DPR, hingga presiden.

Saya sering menemukan di beberapa desa yang kepala desanya tidak memiliki keterampilan menggunakan komputer, mungkin bagi warga desa ini tidak terlalu penting padahal keterampilan menggunakan komputer akan sangat membantu pekerjaan seorang kepala desa dan bisa menjadi fasilitas untuk menambah wawasan demi kepentingan desa yang dia pimpin. saya sering juga menemukan di beberapa desa yang kepala desanya tidak terlalu perduli kepada masyarakatnya, kerjanya sehari-hari cuman duduk-duduk baca koran sambil ngopi atau terkadang sambil main catur.

Pertanyaannya adalah kenapa kepala desa yang seperti itu bisa terpilih? ada yang menjawab kalau mereka memilih dia karena beliau merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh di masyarakat, atau ada juga yang berpendapat bahwa dia yang paling tua dan dituakan, ada juga yang berpendapat memilihnya karena dikasih uang sekian puluh ribu, dan ada juga yang bilang kalau siapapun kepala desanya tidak berpengaruh juga bagi kehidupannya.

Jika kita paparkan berdasarkan Undang-Undang, kepala desa memiliki peran dan tugas sebagai berikut: 

Secara eksplisit Pasal 26 ayat (1) mengatur empat tugas utama Kepala Desa yaitu: 

(i) Menyelenggarakan pemerintahan desa, 

(ii) Melaksanakan pembangunan desa, 

(iii) Melaksanakan pembinaan masyarakat desa; dan,

(iv) Memberdayakan masyarakat desa. 

Berdasarkan tugas-tugas itu jelas bahwa keberadaan kepala desa sangatlah penting bagi kemajuan desa tersebut, jika fungsi kepala desa itu berjalan dengan baik maka efeknya akan menyundul keatas hingga tingkat nasional. tetapi sayangnya dalam hal pemilu ditingkat paling bawah aja masih banyak pemilih yang memilih asal-asalan apalagi pemilu di tingkat kabupaten dan nasional.

Demokrasi memang berdasarkan suara terbanyak tetapi yang terbanyak bukan selalu yang terbaik sebab seperti halnya pemilihan kepala desapun masih banyak orang yang memilih tanpa pertimbangan kemampuannya atau cuman alasan personal saja padahal desa tersebut memiliki orang yang sangat peduli kemajuan desa dan punya kemampuan mumpuni meskipun dia baru berusia 20-30 tahun.

Demokrasi selalu menggunakan asas suara terbanyak meski yang terbanyak bukan yang terbaik, sehingga ini memunculkan fenomena jual beli suara  untuk bisa menang dalam pemilu, kalau sudah begini tentu yang terpilih kebanyakannya adalah orang yang memiliki kemampuan keuangan yang lebih baik, bukan kemampuan dalam hal pengelolaan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

Sering sekali saya melihat di berita-berita ada demo menuntut kesejahtraan, ada demo menuntut pekerjaan, ada demo menuntut sekolahan yang layak,ada demo menunut perbaikan infrastruktur, dan demo-demo lainnya dan menyalahkan pihak-pihak pemerintah yang tidak seharusnya. padahal pemerintah melalui Undang-Undang telah memberikan dukungan penuh untuk kesejahtraan masyarakat termasuk didalamnya menyangkut tugas kepala desa.

Seandainya kepala desa menjalankan tugasnya sesuai Undang-Undang yaitu:

(i) Menyelenggarakan pemerintahan desa, 

(ii) Melaksanakan pembangunan desa, 

(iii) Melaksanakan pembinaan masyarakat desa; dan,

(iv) Memberdayakan masyarakat desa. 

Maka saya yakin kesejahtraan masyarakat akan tercapai, tetapi yang memilih kepala desa itu adalah para masyarakat sendiri bukan pemerintah, mau kepala desa seperti apa itu ditentukan melalui pemungutan suara terbanyak, jika kepala desa yang terpilih nanti ternyata tidak kompeten maka jangan menyalahkan pemerintah kalau fasilitas umum di desa rusak, kalau tidak ada pembinaan, kalau tidak ada pemberdayaan, sebab masyarakat sendirilah yang memilihnya jadi salahkanlah diri sendiri, jangan melempar kesalahan pada pemerintah yang telah memberikan dukungan berupa Undang-undang.

Kalau kita mau negara ini semakin maju maka mulailah dari yang paling kecil, pilihlah kepala desa yang memang memiliki kemampuan dan kepedulian terhadap masyarakat meski usia muda, meski tidak kaya, meski bukan anak pejabat. sebab kemampun dan kepedulian itulah yang akan memajukan desa tersebut. kalau masyarakat sudah memilih kepala desa berdasarkan kemampuan dan kepeduliannya maka itu menunjukkan kedewasaan proses demokrasi Indonesia yang terpilih adalah yang terbanyak dan yang terbanyak adalah yang terbaik.

Majulah Indonesiaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun