Mohon tunggu...
Jhon Rivel Purba
Jhon Rivel Purba Mohon Tunggu... ASN Peneliti di BRIN

Hidup sederhana dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Bermutu Dimulai dari Rumah

24 Agustus 2025   08:30 Diperbarui: 24 Agustus 2025   08:30 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak lelaki berusia delapan tahun sedang menyetrika baju sendiri (Dokumentasi pribadi, 2025)

Beberapa hari yang lalu, anak pertama saya yang duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD) bercerita dengan semangat. Sepulang dari sekolah, dia menyampaikan proses belajar di ruang kelas bersama guru dan teman-teman satu kelasnya.

Kali ini dia bercerita dengan bangga dan penuh percaya diri. Dia mengatakan bahwa gurunya akan memberikan pekerjaan rumah kepada murid-murid, tetapi dia langsung tunjuk tangan menyampaikan keberatan. "Bu, pekerjaan rumahnya jangan terlalu banyak", katanya.

Bu guru terdiam dan kemudian bertanya dengan penasaran, "Memangnya kenapa?"

Dengan tegas si anak menyatakan, "Pekerjaan rumah saya sudah banyak, Bu. Saya mencuci piring, mencuci baju, melipat baju, menyetrika, menyapu, mengepel, memasak, membersihkan kolam ikan, mencabut rumput, menjaga adik, memandikan adik, mencebok adik..."

Ibu guru kemudian bertanya, "apakah ada yang tugas rumahnya sebanyak itu?" Akan tetapi, tidak ada yang menjawab.

Ibu guru pun akhirnya tersenyum dan terharu. Dia mengatakan, "luar biasa, mari kita berikan tepuk tangan untuk Irfan. Kalian semua harus bisa seperti dia".

Pendidikan dari Rumah

Baca juga: Anak-anak Bangsa

Cerita di atas merupakan kesaksian anak saya setelah pulang dari sekolah. Dia begitu bangga bercerita kepada kami (orang tuanya) karena dia diberikan apresiasi oleh guru kelasnya. Tepuk tangan dari teman-teman satu kelas membuatnya senang.

Sebagai orang tua, kami juga tentu bangga dan bahagia ketika dia memiliki kepercayaan diri berkomunikasi dengan guru kelasnya dalam menyampaikan pengalaman dan pendapatnya.

Kami juga bahagia, ketika dia selalu menyampaikan perasaan, pikiran, dan juga kemarahannya kepada kami. Terkadang, dia membawa kata-kata baru yang kurang baik, keluhan tentang kelakuan teman-temannya, dan membandingkan dirinya dengan teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun