Berdasarkan pengalaman, penulis pernah berencana mengunjungi beberapa tempat (pulau) dan kota, tetapi tidak tersedia rute ke sana. Sebagian lagi karena jumlah kapal yang terbatas, jadwal tunggu yang lama, tiket yang habis terjual, dan parahnya karena kapal mengalami kerusakan sehingga pelayaran tidak ada ke suatu tempat.
Dalam hati, penulis selalu bertanya, "betulkah negara ini negara maritim?". Terkadang saya merasa iri dengan penjelajah asing beberapa abad yang lalu, ketika mengelilingi Nusantara. Dengan teknologi yang tidak secanggih sekarang, mereka bisa menikmati perjalanan dan keindahan/kekayaan pulau-pulau di Nusantara.
Beberapa dari mereka bisa menulis tentang sejarah dan budaya dari tempat-tempat yang mereka singgahi, bahkan dari atas kapal. Sepertinya mereka adalah orang yang paling berbahagia. Penulis juga ingin seperti mereka, tetapi di mana kapalnya?
Sebagian besar wilayah kita adalah perairan laut yang ditaburi ribuan pulau. Kapal menjadi penghubung pulau-pulau tersebut. Dengan menaiki kapal laut, kita merasa bahwa negara Indonesia sangat luas, kaya, dan indah. Pengenalan itu membuat rasa cinta terhadap Tanah Air semakin besar.
Perjalanan dari Jakarta ke Medan
Pada 8 hingga 11 November 2024 lalu, penulis memiliki kesempatan berlayar dari Jakarta (Pelabuhan Tanjung Priok) ke Medan (Pelabuhan Belawan). Sebelumnya, penulis memesan tiket lewat situs pelni.co.id.
Di situs itu kita dapat memilih jadwal dan tipe kelas sesuai degan keinginan penumpang dan ketersediaan yang ada. Di kapal motor (KM) Kelud terdapat lima kelas, yakni kelas 1A, 1B, 2A, 2B, ekonomi (termasuk ekonomi khsus wanita).
Harga tiket berbeda antara kelas yang satu dengan yang lain. Semakin tinggi kelasnya, maka harganya lebih tinggi. Kelas teratas, 1A, bahkan harga tiketnya lebih tinggi dari harga tiket pesawat ekonomi dengan tujuan kota yang sama. Waktu itu, penulis  memilih kelas 2A dengan harga masih di bawah satu juta rupiah.
Setelah berada di dalam kapal, penulis baru mengetahui perbedaan dari setiap kelas  yang ada. Kelas menengah 2A berada di atas kelas 1B dan 1A, tetapi berada di atas kelas 2B dan ekonomi.  Penumpang kelas 2A menempati sebuah kamar yang terdiri dari enam ranjang dan enam lemari tempat penyimpanan barang.
Kamar kelas 2A cukup baik dan bersih. Tersedia AC dan jendela kaca yang membuat penumpang nyaman di dalam kamar dan bisa sesekali melihat pemandangan di luar. Selain itu, setiap penumpang mendapat ranjang dan kunci lemari masing-masing.
Penumpang bisa jadi bertemu dengan orang-orang baru baru di dalam kamar. Hal itu menjadi kesempatan untuk membangun komunikasi dengan penumpang lain (terutama yang sekamar).