Mohon tunggu...
Jhon Rivel Purba
Jhon Rivel Purba Mohon Tunggu... ASN Peneliti di BRIN

Hidup sederhana dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mereka yang Terlupakan, Kehidupan Pemanjat Kelapa

31 Juli 2025   15:15 Diperbarui: 31 Juli 2025   15:26 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah memanjat kelapa sekitar sebulan pada musim panen, Mardi menunggu dua bulan berikutnya musim panen. Masa dua bulan menunggu panen kelapa, dia bekerja di ladangnya.

Sebagai pemanjat kelapa, Mardi memiliki rekan lain yang semuanya berusia di atas 40 tahun. Mereka juga belajar memanjat kelapa karena mengikuti jejak ayahnya.

Salim (54 tahun), pemanjat kelapa dari Desa Tang, juga sudah memanjat kelapa lebih dari 20 tahun. Sewaktu masih muda, dia dilarang orang tuanya memanjat kelapa, meskipun orang tuanya sebagai pemanjat kelapa.

Namun setelah berkeluarga, Salim memanjat kelapa karena tuntutan ekonomi  keluarga. Sewaktu muda, dia bisa memanjat 40 hingga 50 pohon kelapa. Permintaan memanjat kelapa bukan hanya datang dari desanya, tetapi juga dari desa lain.

Pemanjatan kelapa dilakukan setiap hari kecuali hari Jumat. Sama dengan Mardi, Salim juga memiliki pekerjaan sebagai petani sambil menunggu musim panen kelapa.

Penulis bersama Salim (54 Tahun), pemanjat kelapa, di Desa Tang (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020)
Penulis bersama Salim (54 Tahun), pemanjat kelapa, di Desa Tang (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020)

Pemanjatan Kelapa

Pemanjatan kelapa biasanya dilakukan pada pagi hari antara Pukul 05.00 hingga Pukul 10.00 pagi. Pada bulan puasa, beberapa pemanjat kelapa bekerja pada Pukul 02.00 hingga 04.00. Pemanjat dibantu oleh orang lain dari bawah pohon untuk menyenter kelapa yang akan dipetik.

Pemanjat kelapa biasanya bekerja  sekitar tiga sampai lima jam dalam satu hari. Sebelum memulai aktivitas pemetikan, mereka menyiapkan perlengkapan seperti peda atau parang, apid dudub (alas dada), dan tomikat (tali pengikat).

Mereka menggunakan alas dada untuk melindungi tubuh (dada) akibat gesekan dengan pohon kelapa.

Sebelum berangkat ke kebun, pemanjat kelapa juga memastikan bahwa parang yang akan digunakan sudah tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun