Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Refleksi Bumi di Tahun 2683

24 Oktober 2021   21:23 Diperbarui: 24 Oktober 2021   21:44 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah lokal di pasar tradisional (pic : dok.pribadi)

Bisakah kita bertahan lebih lama? Silakan saja berpikir optimis seperti akhir dari kisah Cinderella yang berbahagia. Namun, kita sudah melakukan apa saja? Sudahkah kita melakukan satu tindakan nyata? Sudahkah kita menyuarakannya?

Tindakan manusia sebenarnya dapat menentukan arah iklim di masa depan. Inilah yang seharusnya menjadi pemantik dari rasa optimisme, sebuah harapan yang tumbuh untuk kita. Bahwa setiap tindakan, aksi, dan langkah yang diambil oleh setiap manusia di bumi ini punya peran penting untuk mengurangi emisi CO2 dan menentukan kemana arah perubahan iklim ke depannya.

Lekas, agresif, dan dilakukan bersama-sama. Karena kita tak punya pilihan, tidak ada planet B di luar sana yang bisa kita huni untuk masa depan.

Membeli Produk Lokal, Konsistensi Kecil Untuk Net Zero Emissions

Buah lokal di pasar tradisional (pic : dok.pribadi)
Buah lokal di pasar tradisional (pic : dok.pribadi)

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghambat laju perubahan iklim sebenarnya. Mulai dari mengurangi food lost dan food waste, penerapan prinsip 5R yang dimulai dari skala rumah tangga, gerakan menanam pohon, dan salah satunya membeli produk lokal untuk memperpendek supply chain energy.

Jika tak bisa menanam pohon karena kekurangan lahan, kita masih bisa kok menunjukkan kepedulian pada bumi dengan memperpendek supply chain energy dengan beralih pada produk-produk lokal dan membentuk local digital market.

Local digital market merupakan upaya untuk menghimpun produk-produk lokal serupa katalog digital untuk masyarakat. Mirip saat kita berbelanja online, local digital market menjadi sarana bertemunya pembeli dan penjual. Local digital market mendukung UMKM lokal untuk berjualan secara digital.

Bagi saya yang sejak lahir tinggal di kota pendidikan dengan jumlah puluhan Universitas baik negeri maupun swasta, kota Malang sudah penuh sesak dan masih akan terus bertambah setiap tahunnya karena kehadiran pendatang.

Banyak dari teman-teman saya mengamalkan ilmunya di kota tempat ia menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Namun banyak juga dari mereka yang tak ingin kembali ke daerah masing-masing.

Hasilnya? Daerah pelosok akan tetap seperti itu, tak ada pembangunan dan juga pemanfaatan sumber daya alam dengan maksimal.

Padahal daerah-daerah tersebut membutuhkan pembaharu yang mampu memajukan dan menyejahterakan penduduk sekitarnya. Pendidikan yang ditempuh oleh putra daerah diharapkan dapat memberi perubahan. Setidaknya akademisi yang datang dari kota bisa memberikan ide inovatifnya untuk mengembangkan hasil produk lokal sehingga punya nilai jual dengan kualitas yang lebih tinggi.

Jika kita bisa bersama-sama bahu membahu bersama Pemerintah Daerah, pihak swasta dan masing-masing keluarga punya kemauan untuk mengurangi pembakaran karbon, kita bisa menahan laju emisi yang terbuang ke atmosfer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun