Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Refleksi Bumi di Tahun 2683

24 Oktober 2021   21:23 Diperbarui: 24 Oktober 2021   21:44 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah lokal di pasar tradisional (pic : dok.pribadi)

Di tahun 2683, bumi sedang kesakitan. Tanah hijau berubah menjadi kecoklatan. Gersang dibakar api yang semena-mena.

Burbur, burung Kasumba yang terkenal sebagai ilmuwan, tengah menderita atas trauma peperangan 50 tahun lalu terhadap manusia. Burung lainnya, sang Pembawa Kabar, memimpin perjalanan ini hingga suatu waktu Rindang datang dan mengaku sebagai burung Albatros -- burung terkuat di muka bumi sekaligus burung legendaris dalam kitab suci kaum burung.

Peradaban burung di tahun 2683 tidak lantas selesai satu malam. Bumi masih menangis saat api tahu-tahu menjilat daratan. Kawanan burung bertaruh nyawa, selagi hutan terakhir di bumi habis dibakar.

Pada tahun 2683 bumi tengah penuh luka. Kisah inilah sebab tangisannya. -- Cerita Bumi Tahun 2683 oleh Aesna-

Cerita Bumi tahun 2683 yang ditulis oleh Aesna tersebut mengingatkan saya akan kota-kota yang kini mulai terendam air ketika hujan datang. Kota-kota yang kering kerontang ketika kemarau tiba.

Tahun 2683 masih sekitar enam abad lagi dari sekarang. Saya justru tidak bisa seoptimis Aesna yang mengisahkan bagaimana penderitaan burung Kasumba sebagai spesies terakhir yang bertahan di hutan Kalimantan, Indonesia.

Bahkan mungkin satu abad lagi, bumi ini akan berubah menjadi hitam, tidak lagi coklat. Gosong bukan lagi gersang. Peradaban baru tentu saja tidak akan bisa dimulai kembali. Kita akan musnah dan hanya akan menjadi sejarah.

Lihat saja bagaimana manusia mengotori lautan, membuang sampah di tempat anjing mengeluarkan kencingnya, memborong kopi ribuan kilometer dari tempat mereka berdiri, membeli baju setiap keluar model terbaru, dan masih banyak lagi perbuatan kita yang tak terasa telah membuat bumi ini sakit.

Bumi Kita Saat Ini

Intergovernmental Panel Climate Change (IPCC) menegaskan kembali bahwa emisi gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida merupakan faktor pendorong utama perubahan iklim yang menyebabkan reaksi berantai sebagaimana yang telah kita rasakan dampaknya akhir-akhir ini. Cuaca ekstrim, peningkatan permukaan air laut, bencana alam seperti kekeringan, banjir, hingga kebakaran hutan.

Emisi Gas Rumah Kaca meningkat sebesar 43% dalam 20 tahun terakhir. Jadi tidak salah jika saya mengatakan tahun 2600 terlampau jauh dari krisis iklim yang sebenarnya sudah sangat dekat. Bisa jadi krisis iklim yang lebih buruk akan terjadi lebih cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun