Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tengadah Tanah Untuk Langit Biru

24 Oktober 2021   08:29 Diperbarui: 24 Oktober 2021   20:32 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak di Dolo Odo, Etiopia yang mengalami kekeringan hingga mengakibatkan bencana kelaparan. (Pict by: Takeyoshi Tanuma)

Hingga saat ini pun aliran air PDAM di rumah saya juga sering mati. Terhitung sejak tahun 2019 hingga saat ini, aliran air bersih sering sekali mati di jam-jam krusial ketika kami beraktivitas di dapur dan kamar mandi.

Begitu juga yang terjadi pada warga Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang yang juga mengalami krisis air bersih. Tercatat ada sekitar 70 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak.

Ada seorang warga Desa bernama Widi yang mengatakan, "ketika musim kemarau panjang, kami semakin kesusahan. Biasanya membeli air bersih sekitar 5000 liter dengan harga Rp 110ribu. Ada sih bantuan air bersih tapi ngga cukup. Karena terbatas 5000 liter untuk satu RT. Banyak yang tidak kebagian." (Jatimnews, 6/1/2021).

Kaki Sudah Terlangkahkan, Tangan Sudah Terjembakan

Meski peribahasa tersebut berarti segalanya sudah telanjur terjadi, namun bukan berarti kita hanya akan berdiam diri. Kita mungkin bisa introspeksi dan mencoba menemukan solusi. 

Mengapa air bersih bisa habis? Mengapa musim di bumi semakin tak menentu? Mengapa efek dari perubahan iklim terasa sangat dekat?

Tak berguna juga ketika kita terus menyalahkan orang lain atas kejadian ini, atau bahkan lebih jauh mencari kambing hitam atas kesalahan yang sebenarnya kita perbuat sendiri. Suhu bumi semakin panas, kekeringan dimana-mana, banjir tak terkendali, semua itu nyata terjadi di depan mata kita.

Preferensi Untuk Mendapatkan Air Bersih

Lalu apa yang harus kita lakukan? Setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum air bersih itu benar-benar habis untuk seluruh penduduk di negeri ini.

Selain memperlambat laju kenaikan suhu bumi karena perubahan iklim dengan mengurangi pembakaran karbon, memperpendek supply chain, gerakan menanam seribu pohon, dan beberapa kegiatan untuk net zero emissions lainnya, ada salah satu alternatif yang telah digunakan di negara-negara maju.

Salah satunya yakni panen air hujan (rainwater harvesting). Panen air hujan ini sudah dilakukan mulai dari skala rumah tangga oleh beberapa negara di dunia seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan beberapa negara gersang seperti Brazil, Afrika dan Australia.

Panen Air Hujan (Rainwater Harvesting), Pertolongan Pertama pada Krisis Air

Air hujan merupakan bentuk air yang paling murni di bumi ini. Sebagian besar wilayah, air yang dipasok untuk dikonsumsi maupun kebutuhan sehari-hari berasal dari dua sumber utama, yakni sumber air tanah (sumur) dan air permukaan (danau atau sungai).

Namun selain itu, ada sumber air yang berlimpah yakni air hujan. Saat musim hujan tiba, air ditampung atau dipanen untuk berbagai macam keperluan. Memanen air hujan atau yang biasa dikenal dengan rainwater harvesting menjadi istilah untuk kegiatan menampung air hujan yang disimpan dan dimanfaatkan saat kekeringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun