Mohon tunggu...
Jevika Meira A
Jevika Meira A Mohon Tunggu... Mahasiswa

seorang manusia yang sangat menyukai hal-hal tentang langit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Empati Menipis, Medsos Menggila: Jangan Biarkan Sopan Santun Punah di Era Digital

4 Mei 2025   21:41 Diperbarui: 4 Mei 2025   21:41 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Kesopanan itu nggak perlu mahal, tapi efeknya luar biasa!"

Pernah nggak sih kamu merasa kesal waktu omongan kamu dipotong gitu aja? Atau pernah ngerasa kecewa banget pas usaha kerasmu nggak dihargai sama sekali? Yap, momen-momen kecil seperti itu sering bikin kita sadar betapa pentingnya sikap saling menghargai dalam pergaulan sehari-hari.

Empati Menipis di Zaman Serba Digital

Di tengah gencarnya update status, story, dan swipe-swipe di berbagai aplikasi, ada sesuatu yang pelan-pelan hilang dari kehidupan kita: empati dan sopan santun. Layar smartphone seolah jadi tameng yang bikin kita lupa kalau di balik setiap komentar, DM, dan interaksi online, ada manusia beneran dengan perasaan yang sama kayak kita.

Kasus bully di medsos yang makin marak, komen-komen pedas yang bertebaran, sampai debat kusir yang ujung-ujungnya jadi saling hujat---semua ini tanda kalau kita lagi krisis empati, guys! Menurut penelitian terbaru, 68% remaja Indonesia pernah dibully di dunia maya. Angka yang bikin miris dan perlu banget diperhatiin, kan?

Menghargai Sesama: Bukan Cuma Basa-Basi

Menghargai orang lain tuh nggak cuma soal ngomong "makasih" atau "sorry" di waktu yang tepat. Ini lebih ke gaya hidup yang keliatan dari cara kita ngobrol dan bergaul. Waktu kita dengerin orang dengan fokus (bukan sambil scrolling TikTok ya!), mencoba paham sudut pandang yang beda, dan ngasih ruang buat orang lain berpendapat, itu sebenernya wujud nyata dari menghargai.

Di Indonesia, budaya sopan santun sebenernya udah mendarah daging banget. "Unggah-ungguh" ala Jawa, "Paribasya" dari Sunda, atau "Basa-basi" gaya Melayu---semua ngajarin pentingnya respek sama orang lain. Tapi nilai-nilai keren ini makin terkikis sama tren kekinian yang kadang kebablasan.

Ngajarin Sopan Santun dari Kecil

"Anak-anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang kita ceramahin." -- Joseph Joubert

Kata-kata bijak di atas ngingetin kita kalau ngajarin sopan santun nggak cukup cuma lewat omongan doang. Kita sebagai orangtua atau pendidik perlu kasih contoh langsung. Ketika anak-anak lihat orang dewasa di sekitar mereka ngobrol dengan respek dan empati, mereka bakal niru dengan sendirinya.

Beberapa cara simpel buat tanamkan sopan santun ke anak-anak:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun