Mohon tunggu...
Jessica Oktaviana
Jessica Oktaviana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwi S1 Ilmu Komunikasi.

This is my perspective.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Kerja Amerika: Sendiri atau Kelompok?

10 Oktober 2020   17:23 Diperbarui: 4 Juni 2021   08:35 2278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya Kerja Amerika Serikat.

Hofstede memiliki konsep budaya yang salah satunya adalah tingkat Individualisme dan tingkat Kolektivisme. Tingkat Individualisme adalah konsep dimana masyarakat lebih memfokuskan dirinya untuk bersosialisasi ke dalam suatu kelompok. Sehingga, pada masyarakat individualisme, mereka lebih mementingkan dirinya dan tidak mempedulikan orang-orang yang berada di luar kelompok yang ada. 

Sedangkan tingkat kolektivisme adalah masyarakat yang tidak hanya memikirkan kelompoknya sendiri, tetapi juga dapat bersosialisasi dengan kelompok lainnya. Ditandai dengan sikap bersosialisasi, untuk mendapatkan loyalty dari masyarakat yang berada di luar anggota, karena telah bersikap lebih mempedulikan yang lainnya dibandingkan memfokuskan pada diri sendiri.

Edward T. Hall (1976) telah membedakan budaya konteks tinggi (high-context culture) dengan budaya konteks rendah (Low-context culture). Pada budaya konteks rendah pembicaraan cenderung lebih lugas, eksplisit, dan terus terang. Pesan yang disampaikan juga diwakili oleh verbal yang diucapkan oleh pembicara. Masyarakat dengan konteks budaya rendah lebih dikenal dengan masyarakat yang to the point. 

Baca juga: Budaya Kerja Korea

Sedangkan pada budaya konteks tinggi, pembicaraan yang dilakukan cenderung tidak terus terang dan berbelit-belit. Pesan yang disampaikan lebih banyak kepada pesan non verbal (tatapan mata, gerakan tangan, dan ekspresi wajah). Dalam kontek tinggi ini, pendengar harus menafsirkan atau mengartikan pesan yang diberikan oleh pengirim.  

 Organisasi atau perusahaan tempat kita bekerja sangat dipengaruhi oleh budaya darimana perusahaan atau budaya itu berada. Misalnya adalah perusahaan Asal Amerika cenderung bekerja dengan ciri khas Individualis dan menggunakan konsep Low Context Culture. Jika dikaitkan dengan Tingkat Individualism dalam teori Hofstede dan Hall tentang konteks budaya. 

Dalam lingkungan budaya Amerika, karyawan lebih termotivasi bekerja secara individu dan juga cenderung menekankan pada kondisi kemandirian yang memungkinkan karywan untuk aktif dalam menentukan nasibnya sendiri.  Ketika menyampaikan pendapat pun budaya Amerika langsung mengungkapkan apa yang tidak mereka sepakati secara to the poin dan jelas. 

Baca juga: Berkaca dari Budaya Kerja Orang Jepang

Jadi, jika ada kesalahan mereka langsung memperbaiki kesalahan tersebut dan urusan akan lebih cepat selesai. Pengambilan keputusan dalam budaya ini juga cenderung menjadi tanggung jawab individu bukan tanggung jawab bersama atau kelompok. Pada proses penentuan kesepakatan, budaya Amerika menentukan dalam waktu yang relatif lebih singkat karena maksud dan tujuannya diutarakan secara langsung dan tidak berbelit-belit. 

Penentuan keputusan diserahkan pada individu yang telah dipercaya dalam menangani kasus tersebut. Selain itu, Budaya Amerika cenderung menekankan pada kinerja dan pengambilan risiko yang berpengaruh pada pengakuan dan kemajuan dalam sebuah pekerjaan. 

Dengan semua kebebasan, fleksibilitas dan keuntungan yang diberikan oleh perusahaan membuat karyawan berhasil menyelesaikan pekerjaan di luar ekspektasi mereka. Tentu saja, kunci utama perusahaan Amerika adalah kejelian memilih karyawan yang potensial dan menerapkan seleksi yang cukup ketat bagi pelamar kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun