Mohon tunggu...
Jessica Ley
Jessica Ley Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menulis adalah Bekerja untuk Keabadian

4 Desember 2018   03:58 Diperbarui: 4 Desember 2018   04:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari, teman saya pernah bilang "Dunia audio-visual dapat memberikan kesan yang cepat dan mudah membekas." Saya manggut-manggut. "Jarang sekali orang mau mengulangi apa yang pernah ia lihat." Ia melanjutkan. Saya masih manggut-manggut.

"Dunia audio, memberi kesan yang lebih lama sekaligus bisa memengaruhi orang secara lebih dalam. Misalnya dunia musik. Orang rela mengulang-ulang lagu yang ia sukai hingga bertahun-tahun." Katanya sambil menghisap rokok.

"Tapi, Jes." Katanya ingin menambahkan. Meyakinkan. "Ada seseuatu yang lebih abadi dari dua hal tersebut, yaitu tulisan." Kemudian dia diam. Saya juga diam. Dan setuju.

Teman saya ini bukan penulis, tapi ingin bisa menulis. Hehehe.

Nonton video di youtube, saya kira cuma sekali dan lewat begitu saja. Mendengar musik mungkin bisa sepanjang satu abad, setelah itu sirna ditelan masa selanjutnya. Namun, soal tulisan, saya sepakat dengan teman saya, ia abadi. Manusia selalu belajar sejarahnya untuk menentukan sejarah masa depan. Sejarah tidak akan bisa ditemukan kecuali dengan tulisan.

Dalam konteks, ilmu-ilmu sosial dan agama, orang harus bersabar membuka lembaran-lembaran yang penuh dengan barisan tulisan, tak hanya sekali dua kali, harus berkali-kali untuk menentukan "apa sesungguhnya yang dimaksud oleh penulis." Dan itu butuh tenaga yang ekstra melelahkan.

Sebut saja kitab-kitab tafsir, fikih, hadis dan lainnya yang ditulis abad 8 Masehi. Hari ini masih dikaji terus-menerus, dijadikan sebagai referensi, menguatkan argumentasi, mengambil data, bahkan mengkritisi. Tulisan lebih abadi daripada yang menulis. Kini sudah abad 21. Artinya 13 abad sudah berlalu tapi masih saja dibaca dan dikaji. 

 Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun