Dua misi satu perjalanan
Dalam 12 kali perjalanannya ke Malaysia selama periode july-november, Jeklin tidak hanya fokus pada urusan bisnis, tetapi juga menghadiri berbagai kegiatan akademik. Dalam sektor bisnis, ia berkolaborasi dengan beberapa pengusaha di Malaysia. Jeklin juga secara aktif terlibat dalam pemeriksaan tanaman/perkebunan yang akan diimpor ke Indonesia dan bertemu dengan Bapak Alue Dohong, mantan wakil menteri kehutanan Indonesia mantan Wakil Mentri Kehutanan Indonesia. ia juga manghadiri
Selain melakukan urusan bisnis, Jeklin juga menjalankan misi akademik. Sebagai mahasiswa jurusan bahasa Inggris, ia berpartisipasi dalam pertemuan di Biro Hubungan Internasional Universitas Malaysia di Selangor, menemani beberapa dosen di Universitas tempat dia menempu studi dalam pertemuan akademik untuk mengambil dokumentasi. Jeklin juga mengunjungi Universitas Swinburne dan bertemu dengan profesor di Universitas Malaysia Sarawak (UNIMAS). Kunjungan ini menawarkan wawasan baru tentang sistem pendidikan Malaysia dan peluang masa depan untuk kerja sama akademik.
Kedua misi ini memiliki satu tujuan utama: mengembangkan kapasitas diri dan membangun jejaring internasional. Dengan menggabungkan aspek bisnis dan akademik, Jeklin berharap dapat berkontribusi lebih besar di masa depan, baik dalam dunia pendidikan maupun dunia usaha. Ia percaya bahwa pengalaman lintas negara adalah kunci untuk membuka lebih banyak peluang dan membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika global.
Antara harapan dan tantangan
Jeklin berharap agar mahasiswa indonesia semakin memanfaatkan peluang dalam program-program pertukaran pelajar dan kerja sama internasional. Saat ini, indonesia sudah banyak program dan berbagai kerjasama antar universitas luar, namun tantangan yang di hadapi adalah pemerataan akses di seluruh daerah. Banyak mahasiswa di kota-kota besar memiliki kesempatan lebih luas dibandingkan mereka yang berada di daerah terpencil. Selain itu, sistem pendidikan di Indonesia masih perlu lebih banyak mendorong pembelajaran berbasis riset dan inovasi, seperti yang diterapkan di beberapa universitas luar negeri.
Dalam dunia bisnis, Jeklin berharap lebih banyak pengusaha muda di Indoneesia yang mampu bersaing di pasar internasional dengan memahami budaya bisnis serta keterampilan komunikasi lintas budaya. Namun, tantangan yang akan dihadapi cukup besar, terutama dalam membangun kepercayaan dan profesionalisme dalam dunia bisnis. Selain itu, regulasi ekspor dan birokrasi sering menjadi hambatan bagi pengusaha muda yang ingin mengembangkan pasar ke luar negeri. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait sangat diperlukan agar lebih banyak pelaku usaha Indonesia dapat menjajaki peluang di pasar global.