Mohon tunggu...
Jerry Bambuta
Jerry Bambuta Mohon Tunggu... Konsultan - Christian Nationalism, IT Expertist, Sociopreneur Trainer

Direktur dari MATCON Sulawesi Utara, MATCON adalah akronim dari Mapalus Tech Connection dan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang IT Development. Secara spesifik, menangani jasa dalam bidang Website Development, Software Development, Rural Network Solutions dan IT Consulting/Training. Di samping itu, berperan sebagai pembina GENTA SAKTI Sulawesi Utara, GENTA SAKTI adalah akronim dari Gerakan Pertanian Desa Produktif yang bergerak dalam gerakan swadaya masyarakat desa dalam pemberdayaan masyarakat petani/nelayan dan pelaku UKM desa. Di luar wilayah Sulawesi Utara, bergerak dalam jejaring GEMPUR atau Gerakan Membangun Papua Produktif, GEMPUR adalah sebuah misi sosial masyarakat Papua yang terfokus untuk membangun literasi dan kemandirian sosial dari generasi muda Papua melalui pemberdayaan kewirausahaan berbasis sumber daya lokal, berbasis jaringan dan berbasis pemberdayaan sumber daya manusia unggul.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Membangun Literasi Masyarakat Indonesia

22 Oktober 2019   08:45 Diperbarui: 22 Oktober 2019   09:08 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika kita kaji uraian data di atas, maka tidak heran jika masyarakat kita sangat mudah terseret dengan agitasi dan propaganda hoax dan ujaran kebencian. Bahkan di setiap momentum politik,sebaran hoax dan ujaran kebencian merajalela sedemikian rupa. Shafiq Pontoh dari CO-FOUNDER PROVETIC  menjelaskan bahwa jenis hoax yang paling dominan adalah isu sosial politik. 

Berdasarkan hasil penelitian terkait, hoax dalam masalah sosial politik mencapai angka 91,8%, masalah SARA mencapai angka 88,6%, kesehatan mencapai 41,2%, makan/minum mencapai 32,6%, penipuan keuangan mencapai 24,5% dan Iptek mencapai 23,7%. 

Dari penelitian di atas, maka kita bisa melihat bahwa hoax yang paling dominan adalah masalah sosial politik dan SARA, dan kita semua tahu kedua tema tersebut kerap kali menggelindingkan "isu-isu panas" yang sangat berbahaya terhadap solidaritas kebangsaan. Menurut saya, melawan hoax bukan dengan viralisasi slogan "SAY NO TO HOAX" tapi mutlak membangun system konstruksi literasi ke setiap lapisan masyarakat kita.

Hal ironis lainnya adalah jumlah alokasi anggaran pemerintah dalam sector pendidikan sepertinya belum secara signifikan mendongkrak kualitas pendidikan di Negara ini. Dalam APBN 2019, alokasi anggaran pendidikan menghabiskan 20% dari total APBN. Nominal 20% tersebut mencapai angka Rp 492,5 triliun. 

Angka ini meningkat 12% di banding tahun sebelumnya sebesar Rp 435 triliun. Tapi faktanya, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang di harapkan. Semoga hal ini bisa menjadi catatan yang mutlak di perhatikan oleh pemerintahan Jokowi -- Mar'uf dalam memimpin Indonesia selama 2019-2024. Penataan keberpihakan anggaran juga harus di sertai dengan sikronisasi keberpihakan system kebijakan strategis dan tepat sasaran.

Rentetan data dan fakta yang di urai di atas tidak bisa kita anggap sebelah mata. Krisis literasi sama artinya dengan krisis kompetensi sebuah Negara. Kompetensi sebuah Negara tidak bisa di bantah turut menyokong pertahanan sebuah Negara terhadap potensi asing yang ingin melemahkan Negara. Seiring lajunya perkembangan teknologi digital yang kian pesat turut membuat konsep konflik antar Negara pun berubah. Dulunya, perang klasik antar Negara selalu identik dengan perang konvensional melalui agresi senjata militer. 

Potensi konflik antar Negara yang perlu kita waspadai hari ini adalah "PROXY WAR". Proxy war tidak melalui kontak kekuatan militer tapi melibatkan arena tarung dalam berbagai aspek kehidupan sebuah bansga, seperti aspek politik, ekonomi dan social budaya. Proxy war secara praktis adalah konfrontasi dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi langsung dengan alasan menghindari resiko konflik langsung yang destruktif. Dalam proxy war, sulit sekali di lihat siapa kawan dan siapa lawan karena di lakukan oleh "non state actor" di bawah kendali oleh Negara tertentu.

Indikasi dan potensi proxy war di Indonesia bukan tanpa sebuah dasar, kita harus sadar bahwa Negara besar Indonesia sangat menjadi incaran kepentingan asing karena Negara kita memiliki potensi kekayaan alam yang sangat besar (negeri yang menjadi surga bahan mentah). Ditambah lagi secara geografi ekonomi, Indonesia berada di poros kawasan konsumsi dan produksi yang vital bagi ekonomi dunia.

Indonesia berada pada posisi penentu dalam lalu lintas ekonomi dunia. Letak geografi strategis di mana Indonesia di apit oleh benua Asia dan Australia dan di apit oleh dua samudera yaitu samudera pasifik dan atlantik. 

Menyadari realitas ini sangat besar kemungkinan Indonesia menjadi "battle ground" dari kekuatan modal dari kepentingan-kepentingan asing. Di tengah fakta literasi masyarakat yang minim dan berhadapan dengan potensi konflik ini akan membuat kita sebagai Negara sangat rentan dengan infiltrasi pelemahan dari internal Negara.

Kesimpulannya, kualitas literasi di bangsa ini mutlak di tingkatkan sedemikian rupa sampai pada tingkat melahirkan kompetensi yang membuat masyarakat dan bangsa kita sanggup untuk berdikari. Bukan hal yang mudah saat kita melihat hari ini kian maraknya kultur koruptif dan dominannya masalah social masyarakat yang kompleks. Menjadi pesimis hanya karena di intimidasi oleh realitas ironis sekitar kita hanya akan membuat kita menjadi "korban perubahan" dan gagal menjadi "pelaku perubahan". Kita tidak boleh kehilangan optimisme sebagai bangsa yang besar untuk membangun daya saing dan pertahanan bangsa yang solid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun