Mohon tunggu...
Jeri Santoso
Jeri Santoso Mohon Tunggu... Nahkoda - Wartawan

Sapiosexual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Barong Wae dan Para Penjaga Terakhir

31 Agustus 2019   06:44 Diperbarui: 4 September 2019   15:45 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kisah singkat di atas hanya menggambarkan keresahan penulis tentang kejayaan masa kecil yang penuh dengan cerita air. Tanggapi saja sebagai satiran atau basa-basi penulis untuk menggiring anda. Tapi jika anda peduli, mari lebih dulu berkenalan dengan barong wae! 

Apa itu Barong Wae?

Ini adalah nama salah satu upacara adat penting dalam masyarakat adat Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Barong wae merupakan bagian penting dari upacara adat Penti dalam masyarakat adat tersebut. Penti itu sendiri adalah suatu upacara adat besar yang umumnya diselenggarakan sekali setahun. Biasanya setelah musim panen.

Hakekat penti adalah perayaan syukur dan pujian kepada Sang Maha Pencipta, sekaligus sebagai momen pemulihan dan peneguhan keselarasan hubungan manusia dengan sesama, manusia dengan alam semesta, dan manusia dengan Sang Maha Pencipta. 

Barong wae adalah salah satu bagian penting dari acara adat penti. Secara etimologis, istilah barong wae berasal dari dua kata, yakni "barong" dan "wae". 

Kata "barong" berarti mengundang, memanggil (roh-roh untuk upacara penti). Kata "wae" berarti "air". Istilah barong wae berarti mengabarkan kepada roh air bahwa masyarakat adat kampung mengadakan upacara penti (A.J. Verheijen, 1967). Mengapa acara barong wae  penting dalam masyarakat adat Manggarai?

Bagi masyarakat adat tersebut wae (air) memiliki arti sangat penting dalam kehidupan, bukan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan minum, mandi, pertanian, perikanan, peternakan, dan lain-lain. Air dipandang sebagai sumber dan asal mula kehidupan. Pendirian suatu kampung terlebih dahulu didasarkan pertimbangan utama ada tidaknya sumber mata air yang mengalir tiada henti, juga di musim kemarau. 

Jadi sumber mata air itulah penyebab adanya suatu kampung sebagaimana manusia tercipta dari air (sperma) sang ayah yang menyatu dalam rahim sang ibu. 

Air (ketuban) dalam rahim ibu yang menjaga dan melindungi bayi dalam kandungan. Air (susu ibu) jadi sumber nafkah pertama bayi sejak hari pertama dilahirkan.

Dalam membangun relasi antar sesama, masyarakat ini menggunakan falsafah air yang disebut "salang wae" (jalan air), yakni suatu bentuk relasi berkelanjutan tidak terputus dan saling berbagi dalam keseimbangan harmonis, lentur, jernih, tanpa kehilangan kesejatian diri sebagaimana sifat dasar air.

Dari perspektif ini barong wae berarti pula mengundang roh air untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam semesta, dan manusia dengan Sang Maha Pencipta. Salah satu sifat dasar dan dominan air adalah menjaga keseimbangan dan keharmonisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun