Mohon tunggu...
Jeremy Suhendra
Jeremy Suhendra Mohon Tunggu... Kolese Kanisius

bosen…

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemenangan Dimiliki oleh Mereka yang Bertahan di Ombak Perubahan

4 Oktober 2025   17:46 Diperbarui: 4 Oktober 2025   17:50 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertandingan Tenis Meja CC CUP XL (Sumber: Dokpri)

Dalam setiap pertandingan, menang kalah adalah hal yang biasa. Namun, jadilah pemenang dalam kehidupanmu sendiri. Kemenangan sejati bukan hanya diukur dari kemampuan dan kekuatan.

Anak-anak muda di Indonesia tiba-tiba diguncang oleh kekacauan tak terduga. Antrean panjang membentuk kekacauan di SPBU Shell. Keluhan bersahutan, kekurangan pasokan bensin akibat kebijakan jatah impor yang kontroversial membuat warga frustasi, kemarahan menggelegak, dan ketidakpastian menguasai kehidupan sehari-hari. SPBU yang biasanya merupakan tempat biasa kini berubah menjadi arena ketegangan hingga setiap liter BBM yang tersedia menjadi rebutan.

Fenomena ini membuka mata bahwa dunia bisa berubah dalam sekejap. Terkadang, ada hal-hal yang tidak bisa kita perkirakan jatuh begitu saja dari langit. Sebagaimana tragedi menghujam Shell, terdapat faktor-faktor dari pihak luar yang tidak dapat dikontrol, dinamika pasar hingga kebijakan dari sang penguasa yang merugikan (1). Namun, di balik kekacauan itu, muncul juga peluang untuk refleksi dan adaptasi. Generasi muda, yang sering dianggap reaktif terhadap perubahan, kini dihadapkan pada ujian nyata tentang ketahanan, kreativitas, dan kemampuan mengambil keputusan cepat. Krisis BBM ini bukan sekadar soal antrean panjang atau kendaraan yang terhenti, melainkan juga cermin dari bagaimana sistem yang kompleks. Dari rantai pasok hingga kebijakan energi dapat mengguncang kehidupan sehari-hari dengan instan.

Krisis BBM ini bukan sekadar soal antrean panjang atau kendaraan yang terhenti, melainkan juga cermin dari bagaimana sistem yang kompleks.

Generasi Serba Cepat

Gen Z hidup di era globalisasi yang mana segalanya bergerak begitu cepat. Informasi, teknologi, dan tren sosial lintas negara dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari dalam hitungan detik. Perubahan global yang tiba-tiba terjadi, seperti krisis energi internasional, pergeseran regulasi digital, hingga perkembangan AI yang memengaruhi dunia menjadikan hal-hal teknis seperti membuat rencana dan kemampuan tinggi mereka sering tidak relevan dengan kondisi aktual lapangan. Fenomena ini merupakan force majeure, keadaan tak terduga yang memaksa perubahan rencana dan strategi. Oleh karena itu, generasi muda harus mampu memiliki kemampuan adaptif, kritis, dan inovatif sehingga mampu memanfaatkan peluang  sambil menghadapi risiko dan tantangan yang datang tanpa peringatan. Manusialah yang seharusnya menyesuaikan kemampuan mereka dengan perubahan tersebut, bukan tenggelam dalam ketidakberdayaan hingga akhirnya memperburuk kelangsungan hidup mereka sendiri.

Manusialah yang seharusnya menyesuaikan kemampuan mereka dengan perubahan tersebut, bukan tenggelam dalam ketidakberdayaan hingga akhirnya memperburuk kelangsungan hidup mereka sendiri.

Selayaknya gen z di luar sana yang sedang berjuang dan beradaptasi demi keberlangsungan hidup mereka. Di Kolese Kanisius, terdapat ratusan pemuda yang berjuang dan berdapatasi demi jaya almamater mereka masing-masing.

Pertandingan Canisius College Cup XL

Acara pertandingan Canisius College CUP XL 2025 dengan tema "A Beautiful Thing Is Never Perfect" menjadi wadah bagi siswa SMP dan SMA dari Jakarta serta sekitarnya untuk berkompetisi dalam berbagai lomba dan pertandingan. Pertemuan ini menghadirkan momen beradu kemampuan dengan satu tujuan bersama, meraih kemenangan sebagai generasi muda yang bersatu.

Pertandingan dan perlombaan yang menggemakan Menteng Raya 64 selama 20 September 2025 hingga 27 September 2025 tersebut menjadi contoh nyata bahwa kemampuan dan rencana memiliki kedudukan yang setara dalam kehidupan. Di berbagai sudut Kolese Kanisius, para pemain, penonton, wasit, pendamping, dan pelatih berpadu dalam sorak-sorai dan teriakan yang menegaskan kebersamaan. Pertandingan demi pertandingan dan perlombaan demi perlombaan tidak hanya menentukan siapa sang pemenang sebenarnya, tetapi juga menguji kemampuan fisik dan kecerdasan strategi para peserta. Di sini, setiap gerakan, setiap keputusan, dan setiap taktik menjadi bagian dari adu otot dan otak yang sesungguhnya. Mewujudkan kemenangan dalam sebuah pertandingan berarti membentuk formasi yang tepat, membaca lawan, dan menyesuaikan strategi dengan situasi yang terus berubah. 

Mewujudkan kemenangan dalam sebuah pertandingan berarti membentuk formasi yang tepat, membaca lawan, dan menyesuaikan strategi dengan situasi yang terus berubah.

Salah satu contohnya adalah tim tenis meja utama (A) Kolese Kanisius. Saat pertandingan pembuka tenis meja CC CUP XL, tim A Kolese Kanisius dihadapkan dengan tim SMAK 1 Penabur. Dapat dikatakan bahwa individu dari pemain Kolese Kanisius aslinya memiliki kemampuan yang setara atau bahkan sedikit di atas pemain SMAK 1 Penabur. Namun, pada hari berlangsungnya pertandingan, pelatih tim Kolese Kanisius berhalangan untuk hadir. Peran pelatih tersebut digantikan oleh kapten dari tim kedua (B) Kolese Kanisius. Alhasil, karena minimnya pengalaman dari individu yang berperan sebagai "pelatih" tersebut, tim A Kolese Kanisius kesulitan dalam mengalahkan tim SMAK 1 Penabur. Kombinasi dari minimnya adaptasi strategi dan sulitnya pemain menerima instruksi mengakibatkan kekalahan dari sisi Kolese Kanisius. 

Kekalahan tim A Kolese Kanisius dalam pertandingan pembuka tenis meja tersebut menjadi cerminan nyata bahwa kemampuan individu saja tidak cukup tanpa strategi yang adaptif. Ketika force majeure muncul, keputusan cepat, komunikasi yang efektif, dan kemampuan menyesuaikan strategi menjadi penentu hasil. Kejadian pada pertandingan CC CUP XL ini bukan hanya menjadi pelajaran olahraga, tetapi juga pesan penting bagi generasi muda bahwa dalam dunia yang bergerak cepat dan penuh ketidakpastian, kemampuan saja tidak cukup dan rencana yang matang bisa saja harus berubah dalam sekejap. Mereka yang mampu menyesuaikan diri, berpikir kreatif, dan tetap mengambil tindakan tepat akan lebih siap menghadapi dunia.

Dari kekacauan energi hingga dinamika lapangan pertandingan, satu hal berhasil disimpulkan: masa depan dimiliki oleh mereka yang adaptif. Bukan yang paling pintar, bukan pula yang paling kuat, tetapi yang mampu menyesuaikan diri ketika rencana runtuh dan keadaan berubah. Generasi muda Indonesia harus menjadi generasi yang lentur, kreatif, dan berani mengambil keputusan di tengah badai. Di CC CUP XL, kemenangan sejati bukan hanya tentang sekadar kemampuan, tetapi tentang kemampuan untuk tetap berdiri, beradaptasi, dan terus melangkah maju.

Sumber

1. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cgj186zwen0o

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun