Dalam memilih negara tujuan untuk studi lanjut, Alifia terlebih dahulu melakukan banyak riset. Menurutnya, dengan pesatnya perkembangan dunia dan berbagai tantangannya, ia perlu memastikan apakah ilmu yang dimilikinya masih relevan untuk 20 tahun ke depan.Â
Dia mengamati perkembangan ekonomi dunia, melihat peta politik internasional, membaca literatur tentang kebijakan publik internasional, yang kemudian meluas ke ekonomi dan teknologi. Belakangan, ia menemukan bahwa China adalah negara adidaya.
Alifia juga mengikuti pandangan salah satu pemimpin dunia, Lee Kuan Yew, melalui bukunya yang berjudul The Future is Asian, China Goes Global, The Partial Power, hingga When China Rules the World. Alifia mengatakan, dulu, setiap kali meliput sebagai jurnalis, dia akan meminta pendapat dari sumber.Â
Mulai dari jajaran istana, menteri, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, duta besar, anggota DPR, dan dosen. Dia berkata, "Mereka semua mengarahkan saya untuk mengetahui lebih banyak tentang China karena pengaruhnya yang tak terbendung di berbagai belahan dunia sekarang."
Selain itu, Alifia juga menggali informasi lain tentang China. Hal itu membuatnya semakin percaya diri untuk melanjutkan studinya di China. Ia mengatakan, China merupakan produsen terbesar barang-barang manufaktur secara global, negara perdagangan terbesar untuk produk komoditas, dan negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia.Â
Jumlah negara yang telah menjalin hubungan diplomatik juga meningkat menjadi 179 negara. Selain itu, rencana besar pemerintah China untuk menghidupkan kembali kejayaan Jalur Sutra dikenal dengan Belt and Road Initiative yang diusung oleh Presiden Xi Jinping. Lebih dari 150 negara telah menandatangani dan menyetujui inisiatif China untuk bangkit kembali