Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Presiden Trump yang Pro-Kehidupan

22 Januari 2018   18:06 Diperbarui: 22 Januari 2018   18:16 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi bidang neonatal juga sedang berkembang ke arah yang semakin canggih, misalnya kemampuan mengoreksi kecacatan pada embrio yang dapat dilakukan ketika embrio masih di dalam rahim.

Teknologi neonatal yang semakin maju dan canggih. Dapatkah digunakan untuk menyelamatkan kehidupan dan mencegah aborsi? Sumber: http://www.metrohospitaljbp.org/nicu_facility.php
Teknologi neonatal yang semakin maju dan canggih. Dapatkah digunakan untuk menyelamatkan kehidupan dan mencegah aborsi? Sumber: http://www.metrohospitaljbp.org/nicu_facility.php
Perkembangan teknologi ini seakan menegaskan tidak hanya status biologis, tetapi juga status moral embrio. Dengan kata lain, perkembangan teknologi neonatal dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan seputar identitas dan status moral embrio. 

Berbeda dengan masa-masa sebelumnya, teknologi neonatal membantu kita untuk menjawab pertanyaan seputar apakah embrio adalah manusia (person) atau bukan, atau paling tidak dapat menegaskan bahwa embrio yang ada dalam rahim seorang wanita memang sedang berkembang menjadi manusia. Teknologi neonatl juga bahkan mampu membuktikan adanya penderitaan yang dapat diderita setiap fetus.

Meskipun begitu, umumnya para pengamat sepakat bahwa perkembangan teknologi neonatal yang semakin sejalan dengan keinginan kelompok Pro-Kehidupan tidak serta merta membatasi praktik aborsi. Pada akhirnya yang menentukan adalah kehendak politik dan ideologi negara. 

Dalam arti itu, keberpihakan Presiden Trump pada kelompok Pro-Kehidupan bisa jadi karena keberpihakan dan dukungannya pada ideologi Partai Republik yang mendukungnya. Keadaan semacam ini sangat mungkin berubah ketika terjadi perubahan rezim kekuasaan, misalnya ketika Partai Demokrat naik memimpin.

Dalam konteks itu, kelompok Pro-Kehidupan boleh saja "menikmati" kemenangan dan keberuntungan mereka selama masa kepemimpinan Presiden Trump. Keadaan yang sama belum tentu akan berulang ketika terjadi pergantian rezim pemerintah.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun