Puruk Cahu adalah cermin dari tantangan besar yang dihadapi Kalimantan Tengah secara umum: bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab ekologis. Kita tidak bisa menolak pembangunan, tetapi kita harus cerdas dan bijak dalam merancangnya.
Kini saatnya untuk meninggalkan pola lama yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa memikirkan akibatnya. Pembangunan seharusnya mengutamakan keberlanjutan, keadilan, dan pelibatan semua pihak, termasuk masyarakat adat.
Jika kita gagal menjaga keseimbangan ini, maka bukan hanya hutan dan sungai yang hilang, tetapi juga harapan dan masa depan generasi muda Puruk Cahu yang akan datang.
Catatan: Artikel ini ditulis sebagai refleksi dan ajakan untuk melihat pembangunan secara lebih kritis dan berimbang. Mari kita jaga Kalimantan Tengah, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk anak cucu kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI