Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dari Daerah Prasejahtera Menjadi Insan Unggul Kebanggaan Bangsa yang Menjulang ke Angkasa

31 Desember 2017   21:10 Diperbarui: 1 Januari 2018   22:35 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Herawaty Prasetyo (kiri) dan Kristanto Parmanto (kanan) [Foto:JepretPotret]
Herawaty Prasetyo (kiri) dan Kristanto Parmanto (kanan) [Foto:JepretPotret]
Sementara itu Kristanto Parmanto (Sekretaris Pengurus YPA-MDR) menyatakan bahwa konsep Sekolah Eskalator dalam setiap jenjang pendidikan (tingkat SD hingga SMK), mendapatkan pembinaan dan pendampingan berkelanjutan, hingga dapat berdampak pada pemberdayaan masyarakat sekitar. 

Program Teaching Factory (TeFa) yang diterapkan dalam sistem pembelajaran di tingkat sekokah menengah kejuruan (SMK), akan mempersiapkan siswa untuk memiliki kemampuan kewirausahaan dan memiliki usaha kecil menengah (UKM) sesuai potensi ekonomi lokal. TeFa merupakan program tambahan selama satu tahun setelah kelulusan dari SMK.

"Salah satu kendala TeFa adalah masih adanya mindset yang kuat dari pihak orangtua, yang lebih menginginkan anaknya langsung bekerja selepas lulus SMK. Padahal kita menginginkan dapat mencetak lebih banyak wirausahawan muda," terang Kristanto.

Siswa binaan mulai tingkatan SD hingga SMK di Gedangsari Kabupaten Gunungkidul telah difokuskan pada industri fesyen batik. Mereka telah menggerakkan ekonomi kerakyatan bersama pelaku UKM Batik Gedangsari mewujudkan Kampung Batik. Karya batik para siswa telah dapat berkiprah dalam berbagai pameran dan promosi fesyen di tingkat daerah, nasional dan internasional.  


Salah satu keunggulan UKM Batik Gedangsari adalah penyediaan fasilitas laboratorium zat pewarna alam, sebagai wujud upaya meningkatkan pelestarian batik. Setelah keberhasilan mewujudkan Kampung Batik, Astra melalui YPA-MDR berusaha meluaskan jangkauan ekonomi kerakyatan dengan rintisan desa wisata budaya Gedangsari. 

Dalam peluncuran rintisan wisata tersebut yang diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada 30/08/2017 lalu, ditampilkan parade seni budaya, pameran kerajinan dan makanan olahan lokal khas Gedangsari. Daya tarik utamanya adalah pagelaran busana karya batik siswa SMKN 2 Gedangsari yang berkolaborasi desainer top Indonesia Fashion Chamber (IFC). Pagelaran busana di dalam area hutan Wanajati ini memecahkan rekor Museum MURI sebagai yang pertama di Indonesia. Rekor MURI lainnya adalah membatik lintas generasi/usia (mulai murid SD hingga lansia) pertama di dunia.

"Event wisata ini diharapkan akan menjadi agenda tahunan kedepannya," kata Kristanto dengan optimis.

Kini seiring adanya potensi kawasan wisata baru, maka telah dimulai rintisan TeFa di SMKN 1 dan SMKN 2 Gedangsari dalam bidang perbengkelan sepeda motor roda dua. Rintisan ini akan mendapatkan dukungan penuh dari Astra Motor Jakarta dan PT Astra Honda Motor. 

SMK Negeri 1 Leuwiliang Kabupaten Bogor berfokus pada mencetak ahli di bidang industri agribisnis. Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian(APHP) telah dirintis sejak tahun 2011. YPA-MDR sangat serius dengan baru saja meresmikan gedung sekolah SMKN 1 dengan berbagai fasilitas pendukungnya pada 12 Juli 2017 lalu, yang total biaya pembangunannya menelan anggaran Rp. 27 miliar. Wow, SMKN 1 Leuwiliang telah menjadi sekolah menengah kejuruan dengan fasilitas terlengkap dan terbaik di Indonesia.


Ternyata SMKN 1 Leuwiliang yang telah berstandar ISO 9000, akan dipersiapkan menjadi Information Communication Technology (ICT) Based  School dimana pemanfaatan teknologi berbasis IT akan diterapkan dalam kurikulum sekolah. Pengadaan dan instalasi sarana laboratorium dan perangkat lunak (software) akan melibatkan kolaborasi Politeknik Manufaktur (Polman) Astra dan PT Astragraphia Information Technology (AGIT).

Sementara itu SMKN 2 Donorojo Kabupaten Pacitan diproyeksikan akan mencetak ahli pertanian, melalui pembinaan kejuruan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Kejuruan APHP kelak akan juga diterapkan pada sekolah binaan di Kabupaten Lampung Selatan. Untuk potensi tenun ikat yang khas NTT, tengah dipersiapkan bagi kejuruan binaan di Kupang NTT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun