Pemerintah pusat maupun daerah telah melakukan sejumlah langkah cepat dan darurat. Namun, dalam konteks perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang kian sulit diprediksi, pertanyaan besar tetap muncul: Apakah langkah ini cukup?
Langkah yang sudah dilakukan oleh Pemerintah
- Modifikasi Cuaca (TMC)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara (TNI AU) mengimplementasikan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya preventif untuk mengendalikan curah hujan ekstrem di wilayah hulu sungai seperti Bogor, Puncak, dan Depok.
Langkah ini dimulai sejak awal Maret, dengan penyemaian garam (NaCl) ke awan-awan potensial menggunakan pesawat CN-295, yang bertujuan mempercepat proses kondensasi sehingga hujan turun lebih awal dan tidak terkumpul menjadi hujan lebat di lokasi yang padat penduduk. Strategi ini diharapkan mampu mengurangi potensi banjir bandang, terutama di daerah hilir seperti Jakarta yang sangat bergantung pada stabilitas daerah aliran sungai (DAS).
- Evakuasi cepat oleh BNPB dan TNI
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama TNI dan instansi lokal segera melakukan evakuasi massal secara sistematis dan terarah begitu banjir mulai merendam kawasan pemukiman padat. Evakuasi dilakukan dengan mengutamakan kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, anak-anak, serta penyandang disabilitas, dengan menggunakan perahu karet, kendaraan darurat, dan jalur evakuasi darat yang telah dipetakan.
Warga yang dievakuasi diarahkan ke titik pengungsian aman seperti gedung sekolah, GOR, dan balai warga yang telah disiapkan sebelumnya. Di lokasi ini, pemerintah memastikan adanya logistik awal seperti makanan, air minum, selimut, dan penerangan darurat untuk menjamin kebutuhan dasar korban selama masa tanggap darurat.
- Pengerahan Pompa dan Pembersihan Saluran Air
Untuk menurunkan volume genangan yang tinggi di sejumlah titik, lebih dari 30 unit pompa air berkapasitas besar dioperasikan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta dan beberapa kota penyangga lainnya. Pompa-pompa tersebut difungsikan secara bergiliran di titik-titik rawan seperti Kelapa Gading, Cengkareng, dan Cilandak. Di samping itu, tim lapangan gabungan dari Dinas PU, PPSU, dan petugas kebersihan diterjunkan untuk membersihkan saluran air, gorong-gorong, dan sungai yang tersumbat oleh sampah, lumpur, dan endapan material banjir. Langkah ini menjadi kunci untuk mempercepat aliran air menuju sungai atau kanal utama, serta mencegah potensi banjir susulan jika hujan turun kembali.
- Distribusi Bantuan Logistik
Pemerintah, melalui koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kementerian Sosial, TNI, Polri, serta dukungan relawan dan organisasi kemanusiaan, secara intensif melakukan penyaluran bantuan logistik ke lokasi-lokasi pengungsian maupun daerah terdampak. Bantuan meliputi makanan siap saji, beras, air mineral, obat-obatan, perlengkapan bayi, pakaian bersih, selimut hangat, serta tenda darurat untuk keperluan tidur dan isolasi keluarga. Pengiriman dilakukan melalui jalur darat dan udara, terutama ke daerah yang terisolasi atau sulit diakses akibat terputusnya akses jalan.
Selain itu, didirikan pula dapur umum dan pos kesehatan keliling guna memastikan warga tetap mendapatkan kebutuhan gizi dan pelayanan medis dasar, terutama bagi korban yang menderita luka ringan, dehidrasi, atau terpapar penyakit kulit dan infeksi saluran pernapasan.
Langkah Mitigasi Jangka Panjang yang Harus Diperkuat
1. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS)