Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu...

warga negara indonesia biasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kaldera Merapi 2011 (Potensi Bahaya di Tengah Populasi)

23 September 2011   03:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

saya kira tahun 2006 lalu adalah tahun terakhir dimana merapi beraktivitas dengan tipe normal (efusif). ciri khas yang sudah bertahan lebih dari seabad (dengan mekanisme fluktuasi kegempaan, pembentukan kubah lava & longsoran kubah lava (wedus gembel)) ini akhirnya berubah secara drastis pada november 2010 lalu. pola letusan tradisional merapi yang berarah selatan barat daya pun mengalami perubahan yang cukup ekstrem dimana pada letusan 2010 sisi barat merapi mengalami kehancuran yang tidak kalah parah dengan sisi selatannya. secara akumulatif, memang endapan merapi dominan terkonsentrasi (terbuang) ke sisi barat-barat daya (hanya pada letusan 2006 saja materialnya dominan terbuang ke sisi selatan). tetapi secara keseluruhan sisi selatan memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi karena kontur selatan memiliki kesamaan (lebih terbuka mengarah langsung ke kubah lava) dengan sisi baratnya. ditambah dengan padatnya populasi sisi selatan membuat letusan2 berarah selatan & barat menjadi mimpi buruk populasi DIY & jawa tengah. begitu spesialnya merapi sehingga mitigasi, penelitian dan pengawasan langsung pun dipantau langsung dari pusat birokrasi negeri ini. ya, memang seperti itu faktanya. asosiasi internasional yang membidangi vulkanologi & chemistry earth's interior pun memilih merapi sebagai gunung berapi paling aktif di dunia dengan potensi bahaya yang cukup tinggi untuk populasi sekitarnya ("one of the few volcanoes around the world that poses a serious risk to human populations" (IAVCEI)). sebuah kebanggaan sekaligus kewaspadaan bagi bangsa ini (bagi saya sebuah kehormatan bisa berada di puncak dan mengeksplorasinya beberapa hari lalu). itulah merapi, sepanjang sejarahnya gunung ini banyak menentukan hidup matinya peradaban mataram baik sebelum abad ke-14 (mataram kuno) maupun sesudahnya (mataram islam). sabtu pagi 17 september 2011 saya bersama beberapa rekan mencoba mendaki ke puncaknya. beragam motivasi yang ada, tetapi bagi saya tujuan utama mendaki ke puncaknya adalah melakukan observasi lapangan sekaligus melihat perubahan fisik pasca letusan eksplosif november 2010 lalu. sekitar tengah malam (minggu dini hari 18 sept) kami berhasil mencapai puncak selokopo atas dan beristirahat menanti waktu terbaik mengunjungi pasar bubrah (pukul 4 pagi). sekitar setengah lima pagi perjalanan dilanjutkan langsung menuju pasar bubrah. pada perjalanan ini saya kira jalurnya tidak banyak yang berubah, tetapi setelah tiba di pasar bubrah saya cukup kaget dengan hamparan material piroklastik yang dimuntahkan pada letusan 2010 lalu!yang pasti, pasar bubrah saat ini lebih tinggi dari sebelumnya karena lembah (cekungan kawah tua ini) terisi oleh material letusan 2010. saya melihat jelas sisa-sisa bom vulkanik yang dikeluarkan dari perut bumi pada letusan 2010 lalu. hal ini menandakan bahwa sifat letusan kali ini bukan lagi sifat letusan tradisional merapi. saya bersama team beristirahat sejenak di batu besar di tengah pasar bubrah yang saya yakini adalah hasil "eject" secara langsung dari dalam perut bumi pada letusan 2010 lalu. beratnya mungkin puluhan ton, hmmm….pantas saja suara dentuman letusan merapi sangat menakutkan saat itu (saat terjadi letusan 2010). disamping bom2 vulkanik, pasir2 halus yang dikeluarkan dari perut bumi pada letusan 2010 lalu pun menghampar sejauh mata memandang ke arah puncak merapi. inilah pasir terbaik yang pernah ada! pasir vulkanik ini harganya sangat tinggi di kota (untuk keperluan pembangunan) tapi di merapi gratis asal ambil sendiri saja langsung, hehe. dinding pusung london sebagai benteng tertinggi sisi utara merapi terbukti ampuh menahan material yang dikeluarkan pada letusan 2010 lalu sehingga saya lihat tidak ada kerusakan yang berarti di sisi utara merapi (kecuali pendangkalan pasar bubrah dan hilangnya ekosistem pasar bubrah (cantigi)). disamping karena terhalang dinding pusung london letusan merapi memang berkembang terus mengarah ke barat sesuai dengan pola pertumbuhan gunungapinya sendiri yang berarah timur - barat. (dimulai dari cepogo hingga gunung anyar sekarang).

sedikit flashback, saya masih ingat pada satu malam di bulan juni 2001 lalu kebetulan sedang berada di muntilan dan menyaksikan "pesta kembang api" & leleran lava basaltik dari puncak merapi. saat itu tidak pernah terpikirkan bahwa letusan merapi bisa mencapai kota muntilan secara langsung (baru percaya setelah letusan 2010 meluluhlantakan kota ini dan menjadikannya seperti kota hantu untuk beberapa waktu). batuan merapi yang bersifat lunak dan banyak tersebar di sekitar puncak membuat kawasan puncak merapi masih rawan longsor. terutama jika musim hujan tiba. faktor eksternal lain adalah kegempaan merapi, tetapi sementara ini bisa kita abaikan karena aktivitas vulkanik merapi sudah sangat bersahabat dan saati ini sangat nyaman untuk dikunjungi. kaldera merapi 2011 dari pasar bubrah saya bisa melihat langsung dinding kubah utara (kaldera merapi). seketika itu juga saya langsung terbayang betapa lebarnya kaldera merapi saat ini! tahun 2008 ketika terakhir saya mengunjungi puncaknya, merapi tidak memiliki kaldera besar karena pola perkembangan kubah lava merapi adalah tumbuh-longsor-tumbuh-longsor, dst. sekarang (setelah melihat morfologi puncaknya) saya baru mengerti mengapa letusan 2010 sangat dahsyat. kompleks puncak merapi sebelum letusan 2010 diisi oleh beberapa kubah lava tua yang sudah tidak stabil. letusan 2006 memang melongsorkan sekitar 14 juta m3 dan kebanyakan mengarah ke aliran kali gendol (kaliadem). setelah 2006 seharusnya pola letusan 2010 adalah tetap berarah selatan karena kubah2 muda di sisi selatan belum terkompaksi dengan baik dan rawan mengalami rekahan, tetapi yang terjadi justru letusan besar yang bersifat eksplosif (direct blast)!
sambil menyantap beberapa kurma & coklat di puncak merapi, saya melihat sekeliling kaldera merapi dan mulai mengerti mengapa letusan 2010 sangat hebat. puncak merapi sisi utara saat ini (2011) saya kira adalah kawasan kawah mati pada sebelum letusan 2010. artinya (just IMHO) semua material yang berada di kawasan kawah mati, kawah 48, kawah 56, lapangan fumarola woro I, II, III dan tentunya puncak garuda di sisi utara dan semua kubah2 lava yang mengelilingi gunung anyar semuanya terlempar ke udara pada letusan utama tengah malam 4 november 2011! (atau minimal, gradualitas mekanisme pelepasan energinya seperti itu) sehingga menciptakan sebuah lubang besar menganga berdiameter plus minus 500 meter dengan kedalaman lebih dari 100 meter di puncaknya saat ini.
memang diameter kaldera merapi saat ini belum ada kepastian jaraknya. mungkin jika dihitung secara kasar dengan asumsi bayangan sisi kaldera utara yang jatuh di dasar ujung kaldera selatan pada pagi hari (pkl 07:00WIB) saya kira ada dalam kisaran 400 - 600 meter. meski luas kaldera ini masih kalah jauh dengan kaldera2 lain seperti tambora yang memiliki lebar sekitar 7km tetapi kaldera merapi memiliki potensi bahaya yang lebih tinggi karena populasi sekitar merapi jauh lebih padat dari gunungapi manapun di indonesia. pasca letusan 2010, merapi memasuki babak baru dalam sifat letusan dan pola perkembangan fisik gunungnya. jika pada letusan2 pra 2010 merapi beraksi dengan gaya tradisional (letusan khas merapi) yang biasa disebut wedus gembel, maka setelah 2010 pola letusannya saya kira akan berubah. sebelum 2010, morfologi puncak merapi yang berkubah2 dan mengerucut dengan pertumbuhan kubah cenderung ke barat membuat letusan2 merapi saat itu hanyalah letusan2 dengan mekanisme longsornya kubah2 lava sebagai akibat naiknya magma ke permukaan (dorongan dari dapur magma). tetapi setelah letusan besar 2010 lalu, morfologi puncak merapi berubah drastis dan saya kira tidak lagi memenuhi syarat untuk letusan2 tipe tradisional merapi terulang.dalam pengamatan saya di puncak merapi (18/9) lalu, saat ini kaldera sisi selatan merapi sudah sangat terbuka dan mengarah langsung ke arah selatan & barat daya. artinya pada siklus letusan merapi selanjutnya (siklus pendek 5 tahunan), potensi luncuran awan panasnya kemungkinan besar akan mengarah secara langsung ke arah selatan (via bukaan kubah selatan) dengan tanpa penghalang lagi!. bahaya primer ini saya kira masih belum banyak tersosialisasikan kepada masyarakat sekitar lereng2 merapi. entah karena pemerintah yang masih fokus kepada bidang lain atau masyarakatnya sendiri yang pasif, tetapi faktanya pembangunan (restrukturisasi kawasan hunian sisi selatan merapi) saat ini sudah dimulai.
bagi saya ini adalah sebuah ironi jika melihat fakta bahwa siklus letusan merapi yang cukup pendek dengan potensi bahaya tinggi karena "pintu" sisi selatan-barat daya sudah menganga lebar dan langsung berhadapan dengan populasi masih belum disadari oleh masyarakat, pemda dan pemilik kepentingan yang ada disana. belum lagi dengan bahaya lahar dingin merapi pada musim hujan tahun ini (akhir tahun 2011 nanti) yang masih sangat berbahaya! jika bicara data, dari 140 juta meter kubik material yang dimuntahkan pada letusan 2010 lalu hanya 15-20% nya saja yang sudah "turun" dalam aliran lahar dingin (lahar hujan) pada rentang waktu november 2010 - maret 2011. artinya, disamping potensi bahaya primer letusan pada siklus 5 tahunan berikutnya, bahaya terdekat yang sudah didepan mata adalah sisa material letusan 2010 (plus minus 100 juta meter kubik) yang masih bertumpuk di sepanjang hulu2 sungai sisi selatan-barat daya hingga ke puncak merapi yang pada puncak musim hujan tahun ini saya kira akan kembali membanjiri semua wilayah di selatan-barat daya gunung merapi yang berada dalam daearah aliran sungai2nya. bahkan kali opak, prambanan hingga bantul yang berada di tenggara merapi pun saya kira harus bersiap dengan skenario terburuk mendapat aliran lahar dingin dari merapi (sebagai akibat overload nya kaligendol oleh material letusan 2010). /jenggot-23-09-2011/ wassalam. sumber foto: (dina yuliana, ratih dewi dan saya sendiri)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun