Mohon tunggu...
Wiranto
Wiranto Mohon Tunggu... Guru - Wiranto adalah Guru di SMAN 1 Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah. Penulis pernah menjadi Pengajar Praktik PGP Angkatan 4. Kini sedang menjadi Fasilitator PGP Angkatan 13. Penulis pernah mengikuti Program Short Course ke University of Southern Queensland, Toowoomba, Australia. Pemenang dan finalis beberapa lomba tingkat nasional, serta menulis beberapa artikel di surat kabar.

Hobi membaca dan menulis terutama cerita anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka (Belajar) atau Mati!

30 Agustus 2020   22:27 Diperbarui: 30 Agustus 2020   22:21 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta didik diajarkan untuk terbiasa membangun pengetahuan untuk dirinya sendiri dalam suatu konteks sosial. Konsep ini mendasari metode-metode aktif dalam menggunakan lingkungan terdekat peserta didik.

Implikasinya, peserta didik hanya sedikit menggunakan "bahan" dari sumber-sumber luar anak yang merupakan produk kebijakan orang-orang dewasa dan menggunakan semua materi yang dialami anak. Ini memungkinkan berkembangnya kreativitas anak-anak dalam memikirkan fungsi-fungsi lain yang mungkin dimunculkan dalam  suatu hal atau peristiwa di luar konteksnya yang biasa.

Merdeka Belajar melatih anak didik agar mampu "mendidik dirinya sendiri" dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan lingkungan dan perubahannya. Segala jenis informasi, ketrampilan, dan pengetahuan tidak hanya mengandalkan dari sekolah, karena adakalanya sumber-sumber yang diberikan oleh sekolah tidak mempunyai kelanjutan dan tidak berkaitan dengan pengetahuan yang dijumpai di lingkungan anak.

Merdeka Belajar mengarahkan peserta didik menjadi dirinya sendiri, dan mengetahui potensi apa yang dimiliki serta berbagai macam kemungkinan untuk mengembangkannya. Merdeka Belajar menolak keras upaya-upaya penyeragaman, indoktrinasi, dan intimidasi meski dengan alasan "mendidik" anak.

Di masa depan, sekolah yang dijawai semangat Merdeka Belajar menjadikan peserta didik lebih mengandalkan pada pra-karsa sendiri dalam belajar dan membangun pengetahuan. 

Oleh karenanya, tempat belajar akan lebih tersebar dan proses belajar akan lebih bergantung pada kemampuan seseorang bukan lagi sekedar tradisi. 

Mereka akan belajar menemukan makna baru, tak hanya sekedar mengusasi materi. Peserta didik mampu menjadikan diri mereka sebagai subyek yang aktif dan menolak keras dijadikan sebagai objek pendidikan.

Merdeka belajar menempatkan masa depan kemanusiaan anak didik menjadi orientasi utama pembelajaran di sekolah. Anak didik menjadi individu yang dihargai haknya dan dianggap sebagai manusia yang unik serta berkemampuan khusus. 

Mata pelajaran yang ada disekolah harus dikemas sedemikian rupa sehingga tidak hanya menjadi sebuah pengetahuan yang kering akan nilai-nilai kebersamaan dan akhirnya menumpuk menjadi sampah ingatan.

Pada saatnya nanti, Merdeka Belajar akan merubah pola piker dan cara pandang sebagian besar orang bahwa pengajaran formal di sekolah bukan satu-satunya model pembelajaran seperti yang selama ini dipahami. 

Anak-anak bisa dididik melalui pekerjaan, melalui kegiatan-kegiatan sosial, melalui partisipasi dalam kehidupan kultural, melalui tanggapan-tanggapan emosional, melalui hubungan antar manusia, melalui perjalanan dan olah raga, serta media lain yang sekiranya memungkinkan anak untuk melakukan proses pendidikan alternatif. Dengan demikian pendidikan tidak semata-mata merupakan suatu operasi intelektual kognitif yang berlangsung di dalam batas-batas tembok sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun