Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bu Guru A....!

7 Maret 2012   08:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Bude Binda

Hari yang melelahkan. Rabu jadwalku padat, 8 jam pelajaran mengajarnya. Dari awal sampai akhir pelajaran full.

Sebenarnya aku sudah siap mental untuk menjalani Rabu dengan segenap kesibukan dari kelas ke kelas. Ada empat kelas yang hari ini akan kumasuki.

Jam 1-2 di kelas 8B. PBM (Proses Belajar Mengajar) lancar, di sana topiknya diskusi. Ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi tentang narkoba, kelompok lain menyetujui, menentang pendapat kelompok yang tampil atau bertanya dan menanggapi. Beberapa anak bisa menentang  pendapat dengan baik, walau ada yang sekadar bertanya tanpa melanjutkan dengan menyetujui atau menentang.

Selesai pelajaran di kelas 8 B, aku menarik nafas lega. Lumayan sudah terjalani 2 jam. Tinggal masuk kelas 7 B, yang aku wali kelasnya. Halaman kelas sangat kotor, sebelum pelajaran, anak-anak kusuruh ke luar untuk membersihkan sampah yang berserakan. Lima menit saja, halaman tampak bersih, pelajaran kumulai. Kelas 7 B, topiknya menemukan realitas kehidupan anak  yang terefleksi dalam cerita anak. PBM lancar tanpa kendala berarti.

Tibalah saatnya jam ke 5-6, jadwalku mengajar di kelas 8 A. Kelas ini sedikit memerlukan perhatian lebih, beberapa  anak suka berbicara saat pelajaran berlangsung. Kami mempelajari mendengarkan cuplikan novel dan anak-anak menentukan tokoh tokoh lengkap dengan karakter atau watak tokoh.

Novel yang kubacakan cuplikannya Maryamah Karpov karya Andrea Hirata. Anak-anak pun mendengarkan dengan baik. Saat selesai kubaca mereka sibuk mengingat-ingat karakter tokoh novel. Ada Ikal, Arai, dan  Zakiah Nurmala. Saat itulah Finda mulai membetulkan kerudungnya. Masih kubiarkan, namun dia sibuk terus melepas peniti kerudung, memakai lagi sampai lama. "Finda, masa betulkan  kerudung lama betul!". "Ya, Bu, ini penitinya susah".

Anak-anak lain sibuk menulis Finda masih asyik memakaikan peniti kerudung di bawah dagunya yang lancip. "Finda, ayo cepat pakai kerudungnya". Dia menjawab setengah berteriak "Ya, Bu......!". Akhirnya bel istirahat kedua berdentang, aku pun menutup pelajaran dan berjalan ke luar kelas. Alangkah terkejutnya, bahkan langkahku terhenti ketika terdengar suara Finda sangat keras "Bu Guru Asu........!!!!". "Saya di sini Bu!". Masih terdengar suaranya menantang. Ya Allah, Finda. Aku hampir tak percaya dengan apa yang kudengar di telingaku. Entah seperti apa warna mukaku, namun kulanjutkan langkahku menuju kantor, aku takut emosional mendekati Finda dan mengucapkan atau melakukan hal yang di luar kendali karena  marah dan tersinggung.

Di kantor, aku duduk, bernafas pelan-pelan, istighfar. Begitu marahkan Finda kutegur hingga dia demikian tak sopan mengataiku sebagai Bu Guru anjing? Alangkah bagus kata-kata yang dia ucapkan. Aku mengelus dada, sambil koreksi diri, tadi sedemikian tajamkah mulutku hingga dia tak terima? .........

Setelah reda rasa terkejutku, kusampaikan kelakukan Finda pada Bu Tumi wali kelasnya.

BUDE BINDA

Rabu, 7 Maret 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun