Maret 2024, nilai tukar dolar terhadap rupiah terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan nilai tukar 1 USD mencapai Rp. 15.900,00 di mana nilai tukar tersebut hampir menyentuh angka Rp. 16.000,00.
Bahkan banyak masyarakat yang bertanya kepada Ibu Sri Mulyani (Menkeu) di postingan Instagram beliau pada 23 Oktober 2023, "Kenapa nilai tukar US Dolar cukup tinggi?" pada saat itu sedang terjadi defisit APBN yang cukup tinggi serta fluktuasi situasi politiknya.
Defisit APBN Amerika Serikat per September 2023 kemarin mencapai 1,7 triliun USD. Tingginya defisit APBN tersebut yang menyebabkan tingkat suku bunga di Negeri Paman Sam itu tinggi, bahkan pada saat itu mencapai angka 5 persen.
Menurut Sri Mulyani, dampak dari terjadinya fenomena tersebut yaitu penarikan USD di seluruh dunia sangat tinggi. Akan tetapi, penarikan tersebut dilakukan untuk diinvestasikan kembali ke Amerika Serikat. Sehingga hal tersebut menyebabkan indeks USD dolar menguat, sedangkan mata uang lainnya mengalami pelemahan.
Namun, pada saat itu kondisi perekonomian Indonesia masih relatif sangat baik. Karena APBN berperan langsung sebagai shock absorber. Sehingga, fenomena yang terjadi di Amerika Serikat tersebut tidak langsung berdampak ke masyarakat.
Akan tetapi dampak yang disebabkan dari melemahnya IDR terhadap USD, yaitu impor menjadi lebih mahal, hutang luar negeri Indonesia akan meningkat, terjadi tekanan pada neraca pembayaran, penarikan investasi asing, dsb.
