Pandangan liberalis ini memandang  bahwa kepuasan syahwat adalah sesuatu yang harus dipenuhi, jika tidak manusia akan mati, sengsara dan tak bahagia. Meski belum ada data konkrit orang tak bercinta bisa mati kecuali karena kebodohannya, kaum pengusung ide liberal terus mengkampanyekan kebebasan berprilaku itu dalam banyak hal, tayangan televisi, video, novel, karikatur, musik dan lainnya.
Bak kucing yang terus menerus disodori ikan asin, siapa yang tak tertarik? Demikian pula dengan anak muda yang libidonya sedang diranah puncak dan sekaligus masa pencarian jati diri yang suka tantangan, bagaimana mungkin terlewatkan? Padahal seharusnya usia mudanya, Jiwanya  seharusnya diisi dengan ketakwaan kepada Allah, akidah yang kuat,  fikih, hadis sehingga ia benar-benar bisa memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya.
Sebab jika ia Muslim, bunuh diri adalah jalan terburuk, apakah ia menyangka dengan mematikan diri secara paksa selesai urusan? Dari Jundub bin Abdullah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, Dahulu ada seorang laki-laki sebelum kamu yang mengalami luka, lalu dia berkeluh kesah, kemudian dia mengambil pisau, lalu dia memotong tangannya. Kemudian darah tidak berhenti mengalir sampai dia mati. Allh Azza wa Jalla berfirman, "Hamba-Ku mendahului-Ku terhadap dirinya, Aku haramkan surga baginya." (HR Al-Bukhari).
Islam datang untuk menyempurnakan kebahagiaan pasangan, yaitu dengan pernikahan. Jika faktanya pernikahan hari ini menjadi momok karena kabarnya berat dan penuh tantangan, tidak sepenuhnya salah, karena sistemnya memang  tidak menunjang pasangan berbahagia. Semua hal dikapitalisasi, tidak menjadikan halal haram sebagai standar perbuatan tentulah menjadikan berat membina rumah tangga.
Maka, pacaran menjadi pilihan, agar tak salah pilih pasangan, jika sudah ada fakta pacaran membawa pelakunya bunuh diri, masihkah percaya ini jalan terbaik? Benarkan ini "it's my dream?".