Mohon tunggu...
Elisabeth SanceriFMNono
Elisabeth SanceriFMNono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan

Hay blovers,nama aku Jelita.Salam kenal semuanya. Aku biasanya di panggil Jeno oleh teman-teman ataupun keluarga aku.Aku lahir dan besar di Kupang,Nusa Tenggara Timur,tetapi saat ini aku sedang menjalani proses pendidikan kuliahku di UNPAR Bandung. Usiaku saat ini 18 tahun. Dalam menjalani rutinitasku setiap hari,aku selalu menyempatkan waktu untuk berkaraoke. Yups,aku sangat gemar bernyanyi.Selain itu,aku juga senang berbicara atau public speaking di depan umum. Dalam beberapa kesempatan aku sering menjadi master of ceremony,mulai dari event yang kecil seperti pensi sekolah,hingga event perusahaan besar. Hal ini dimulai sejak aku sering kali menjuarai lomba-lomba yang berhubungan dengan public speaking atau bahasa. Inilah yang menjadi sebab aku ingin mengambil jurusan HI.Bertemu dengan banyak orang hebat,budaya yang beragam dan pengalaman yang luar biasa. itulah sedikit gambaran tentang diriku.Semoga kedepannya kita akan sering bertemu dalam blog ini. See u all guys

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengambangan Pengelolaan Pariwisata Nusa Tenggara Timur

31 Januari 2023   15:45 Diperbarui: 31 Januari 2023   15:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, bertambahnya kesempatan kerja, meningkatnya penerimaan pendapatan nasional yang berarti pula meningkatnya income per capita, meningkatnya penghasilan pajak, dan memperkuat posisi neraca juga disinyalir akan didapat. Suplai tenaga kerja seperti ini mampu berlimpah di sebagian besar negara yang berkembang. 

Dengan demikian, maka dorongan dukungan pariwisata dalam menciptakan lapangan pekerjaan, ataupun mengurangi pengangguran menjadi hal yang penting. Bukan saja hanya tenaga kerja, tetapi berbagai dampak pun turut dirasakan, diantaranya peningkatan kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja, kontribusi kepariwisataan terhadap PDB daerah, investasi di sektor pariwisata, kualitas unit usaha di sektor ekonomi kreatif, profesionalisme pelaku sektor ekonomi dan pariwisata, terciptanya ruang publik bagi masyarakat luas, terbentuknya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan pariwisata yang berdampak penting, adanya diversifikasi destinasi dan produk pariwisata, meningkatnya kuantitas wisman ke Indonesia dan perjalanan wisnus, kualitas citra pariwisata Indonesia yang semakin terlihat dan terciptanya pemasaran pariwisata yang efektif, serta masih banyak lagi lainnya. Hal ini menjadikan pariwisata tidak mampu ditepis substansinya dan akan sangat diperlukan untuk kemajuan kedepannya..

Pariwisata NTT menjadi Cara Substansial Terobosan Baru

Pengembangan Pariwisata menjadi prioritas pemerintah pusat dan daerah NTT. setidaknya sejak tahun 1986 daerah ini telah memiliki RIPPDA Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 1986 yang menjadi acuan tergeraknya sistem pengelolaan pariwisata. Menjadi bagian dalam 6 tekad dan 8 agenda, saat ini Pengembangan pariwisata juga menjadi prioritas Pemerintah Provinsi. Terdapat berbagai dukungan dari Pemerintah Pusat terkait regulasi maupun penganggaran untuk pengembangan pariwisata di NTT. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik daerah NTT, tercatat peningkatan jumlah wisatawan yang meningkat sebesar 27,17 persen memasuki tahun 2022. 

Dalam pengembangannya, terdapat berbagai cara yang dilakukan pemerintah, guna terus meningkatkan potensi yang ada. Peningkatan kontribusi ekonomi menjadi salah satu dampak majunya sektor pariwisata. 

Ini dilihat dari bagaimana pariwisata mampu menjadi pasokan masuknya dana yang dihasilkan. Selain itu, bertambahnya kesempatan kerja, meningkatnya penerimaan pendapatan nasional yang berarti pula meningkatnya income per capita, meningkatnya penghasilan pajak, dan memperkuat posisi neraca juga disinyalir akan didapat. Suplai tenaga kerja seperti ini mampu berlimpah di sebagian besar negara yang sedang berkembang. 

Dengan demikian, maka dukungan pariwisata dalam menciptakan lapangan pekerjaan, dan atau mengurangi pengangguran menjadi penting. Bukan saja hanya tenaga kerja, tetapi berbagai dampak pun turut dirasakan, diantaranya peningkatan kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja, kontribusi kepariwisataan terhadap PDB daerah, investasi di sektor pariwisata, kualitas unit usaha di sektor ekonomi kreatif, profesionalisme pelaku sektor ekonomi dan pariwisata, terciptanya ruang publik bagi masyarakat luas, terbentuknya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan pariwisata yang berdampak penting, adanya diversifikasi destinasi dan produk pariwisata, meningkatnya kuantitas wisman ke Indonesia dan perjalanan wisnus, kualitas citra pariwisata Indonesia yang semakin terlihat dan terciptanya pemasaran pariwisata yang efektif, serta masih banyak lagi lainnya. Hal ini menjadikan pariwisata tidak mampu ditepis substansinya dan akan sangat diperlukan untuk kemajuan kedepannya.

Tantangan Strategis dalam Perkembangan Pariwisata NTT

Dengan melihat semua hal baik yang mampu dicapai dan dirasakan, ada satu hal yang tidak boleh sampai terabaikan yaitu tantangan mencapai semua hal itu. Tak dapat dipungkiri bahwasannya menggapai semua hal baik yang diinginkan, akan ada tantangan yang harus ditepis, tidak terkecuali dalam bagaimana strategi pemerintah bantuan masyarakat untuk mengatasinya. Globalisasi pariwisata NTT akan menghadapi persaingan yang semakin ketat untuk merebut pangsa pasar pariwisata dunia. Selain daerah NTT, tidak dapat ditepis bahwa terdapat berbagai daerah lain di Indonesia bahkan dunia yang juga memiliki daya pikat pariwisata yang tinggi. Ini menjadi kesadaran bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus berusaha agar mampu meningkatkan kualitas yang sudah ada. Investasi dalam industri pariwisata pun menjadi salah satu tantangannya. Terbatasnya jumlah pasokan investasi dalam bidang pariwisata menunjukkan bahwa peran swasta dan masyarakat dalam pembangunan pariwisata masih dapat dikatakan belum optimal. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat, situasi keamanan, dan kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang dinilai kondusif. Belum memadainya sarana dan prasarana pendukung pariwisata, kurang optimalnya pengelolaan destinasi, dan kurang memadainya informasi pariwisata pun turut menjadi salah satu faktor. Ketersediaan sumber daya pariwisata yang berkualitas dan profesional masih belum tercukupi. 

Ini sejalan dengan belum juga memadainya sarana dan prasarana di sektor pendidikan yang berdampak pada kurikulum pendidikan pariwisata yang tidak berdaya saing global. Belum adanya standarisasi dan sertifikasi sumber daya manusia berpariwisata, hingga penempatan sumber daya manusia pariwisata di daerah yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya pun harus turut diperhatikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun