Mohon tunggu...
Jemi Kudiai
Jemi Kudiai Mohon Tunggu... Pemerhati Governace, Ekopol, Sosbud

Menulis berbagi cerita tentang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Deiyai Membangun Ekonomi dari Tradisi Menuju Modernisasi

6 Oktober 2025   16:39 Diperbarui: 6 Oktober 2025   16:47 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga Babi di Papua dan Potensi Nilai Ekonomi

Untuk memahami dampak ekonomi program ini, mari melihat harga babi di Papua Tengah saat ini:

Babi kecil (10--15 kg): Rp2 juta -- Rp3 juta per ekor

Babi sedang (30--40 kg): Rp6 juta -- Rp8 juta per ekor

Babi besar (untuk pesta adat): Rp15 juta -- Rp25 juta per ekor

Dengan asumsi 5.000 bibit babi dibagikan kepada masyarakat, lalu 4.000 ekor tumbuh besar dengan rata-rata harga Rp7 juta per ekor, maka potensi nilai ekonomi yang dihasilkan mencapai Rp28 miliar.

Angka ini sangat besar untuk ukuran Deiyai, dan bisa menjadi sumber perputaran uang di kampung-kampung. Apalagi, jika sebagian babi dipelihara hingga ukuran besar, nilainya bisa melambung lebih tinggi, bahkan tembus di atas Rp60 miliar.

Babi dan Kemandirian Ekonomi

Selama ini, banyak kabupaten di Papua sangat bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat. Akibatnya, pembangunan sering tidak berakar pada potensi lokal.

Melalui program ini, Deiyai ingin membuktikan bahwa kemandirian bisa dimulai dari apa yang dimiliki masyarakat sendiri. Dengan babi, ada tiga bentuk kemandirian yang bisa dicapai:

1. Kemandirian rumah tangga -- Keluarga bisa menggunakan hasil penjualan babi untuk membiayai pendidikan, kesehatan, hingga modal usaha kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun