Mohon tunggu...
Arya Ramadhan
Arya Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya sangat senang menulis dan membaca, saya menemukannya ketika sudah kelas 1 SMA. Saya juga tertarik dengan dunia PERS, Jurnalistik, Wartawan dan sebagainya. Saya juga senang belajar ekonomi,sejarah, psikologi, dan hubungan internasional. Nomor Gopay : 085156640953 (Arya Ramadhan)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sudah Dekatkah Perang Dunia Ketiga?

23 Februari 2024   20:31 Diperbarui: 23 Februari 2024   20:35 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi Bom Hiroshima Nagasaki. Sumber : shutterstock via VIVA.co.id

Istilah "circle" mungkin akan lebih mudah dicerna dibandingkan "aliansi". Seperti arti kiasnya, circle selalu berisi anggota-anggota yang memiliki salah satu kesamaan seperti latar belakang, sikap, keinginan, dan sebagainya. Demikian juga untuk sebuah negara, setiap negara sudah seyogyanya memiliki ikatan dengan negara lainnya, baik berupa kerjasama bilateral maupun kerjasama multilateral. 

Pada Perang Dunia Pertama dan Kedua pun sama hal nya, para negara-negara saling berebut pengaruh ke negara lain. Atas persamaan ideologi dan musuh bersama, mereka membentuk sebuah aliansi untuk membendung atau menandingi kekuatan lainnya. Pada PD I, ada Triple Alliance yang dipelopori Jerman, Austro-Hongaria, Turki Usmani, Italia (awal perang) serta sukutu lainnya, melawan Triple Entente yang dimotori oleh Britania Raya, Kekaisaran Rusia, Prancis, Amerika dan sekutu lainnya (menjelang berakhirnya perang). 

Kita maju tiga dekade setelahnya, situasi negara terutama Eropa sedang panas-panasnya. Kebangkitan Jerman dari keterpurukan perang sebelumnya menjadi momok menakutkan bagi Britania Raya dan sekutu lainnya. Di PD II, ada Blok Poros yang berisi 3 mitra utama; Nazi Jerman, Italia, Jepang di Asia beserta banyak negara protektorat lainnya, melawan musuh lamanya, yaitu Blok Sekutu yang dimotori Britania Raya, Prancis, Uni Soviet, Amerika Serikat (pertengahan perang), serta puluhan negara sekutu lainnya. 

 Pertanyaan berulang kembali harus digulirkan, lantas bagaimana keadaan dunia hari ini, apakah aliansi militer seperti yang sudah-sudah masih ada sekarang? Tentunya masih ada, ada yang memang masih berlabel aliansi militer seperti NATO milik Barat (North Atlantic Treaty Organization), ada CSTO milik Rusia, dkk (Collective Security Treaty Organization), dan yang paling terdekat dengan wilayah Indonesia adalah AUKUS yang terdiri dari Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. 

Tak hanya itu, adapula aliansi yang di branding menjadi aliansi ekonomi, contohnya seperti BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan South Afrika) dengan 5 negara anggota lainnya, serta ada ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang Indonesia menjadi salah satu mitra utama sekaligus pencetus aliansi ekonomi tersebut. Ada juga negara yang tidak masuk aliansi, tetapi mereka berafiliasi dengan satu atau bahkan beberapa aliansi yang ada, hal tersebut dilakukan oleh negara kita yang berpaham politik luar negeri "bebas aktif".

Bukannya bekerjasama antar negara itu memberikan dampak positif yah? Tentu demikian. Tetapi kalau kita ulik lebih dalam lagi, dalam setiap aliansi pasti memiliki kesolidaritasan dan kesolidan antar sesama anggota. Coba ada bayangkan, kalau satu negara di dalam satu aliansi itu di serang atau sedang di perang, bagaimana respon negara yang tergabung di aliansi yang sama? Pasti membelah, meskipun tindakannya bisa beragam, ada yang secara terang-terangan dan ada juga yang secara terselubung. Tetapi intinya, keberadaan sebuah aliansi di dunia, sedikit banyak mengancam kestabilan politik negara-negara di dunia, meskipun kita tak boleh menafikan bahwa sebuah aliansi memang seperti tak bisa terelakkan lagi, karena era keterbukaan membuat mereka terpaksa "membuka" negaranya untuk berdagang dan bekerjasama antar sesama. 

Lagi-lagi, sebuah kedewasaan dan kebijaksanaan antar negara lah yang menentukan nasib masa depan bumi. Tentu kita tak mau lagi merasakan sebuah perang, apalagi perang Dunia yang terjadi di hampir seluruh dunia. Terlebih lagi, penggunaan senjata nuklir yang hari ini menjadi bayang-bayang menakutkan. Manusia bisa saja melangkahi kehendak Tuhan akan hari akhir. Karena hari ini, manusia bisa menciptakan sebuah "kiamat" yang dapat memusnahkan seluruh makhluk hidup di bumi, tak terkecuali manusia itu sendiri. Lantas apakah kita ingin itu terjadi? Tentu tidak. Kita berdoa supaya para pemimpin di negara hari ini, adalah dia yang paham akan kepentingan bumi, bukan karena kepentingan pribadi. 

-Arya Ramadhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun