Baru saja Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke 74. Tema yang di usung juga menggambarkan sikap optimisme dan cita-cita mulia.Saya jadi teringat sejarah yang menceritakan negara Jepang ketika luluh lantak karena bom atom, yang menjadi perhatian sang kaisar bukan jendral bukan para menteri bukan juga polisi.Â
Tapi yang pertama kali di tanyakan adalah berapa banyak Guru yang tersisa. Perhatian sang Raja jatuh pada Guru. dan dunia melihat hari ini bagaimana kemajuan di Jepang.
Segala macam benda moderen sebagian besar yang hari ini kita lihat dan pakai adalah prodak dari Jepang.
di Indonesia di tengah glorifikasi rasa optimisme  yang tinggi, rasanya tidak cukup hanya itu untuk membuat SDM unggul Indonesia maju. Kalau hal yang paling mendasar dari kemajuan itu semua saja masih dibawah standar kompetensi yang baik.
Kenapa kompetensi guru dibawah rata-rata? nah hal ini yang harusnya menjadi perhatian pemerintah. faktor penyebab itu terjadi. Apalagi di momentum sekarang di mana pemerintah sedang memfokuskan pada kualitas SDM.Â
Tentunya kalo menginginkan SDM unggul harus di mulai dari kualitas pendidikannya. Pendidikan bagus kalau gurunya bagus. Kalau mau gurunya bagus ya kesejahteraan guru harus menjadi pertimbangan, lah gimana mau kreatif inovatif kritis, dan berkompeten kalau masalah makan aja masih susah. hahahaha
Saya jadi ingat kata Guruku mau membuat masyarakat berpikir moderat ya harus sejahtera dulu, kalau belum sejahtera mana bisa berpikir moderat.
nah kurang lebih begitu juga untuk memajukan SDM kita.