Mohon tunggu...
Jeihan fitrahwardanah
Jeihan fitrahwardanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Saya suka membaca buku maupun novel, serta menulis dan saya juga suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Problematika Bahasa Indonesia dalam Tataran Sintaksis

14 April 2024   17:16 Diperbarui: 14 April 2024   17:18 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Problematika dalam tataran sintaksis penelitian ini berfokus pada dua unsur sintaksis, yaitu bidang frasa dan kalimat. Klausa tidak dibahas secara terpisah karena klausa dapat menjadi kalimat jika intonasinya final. Oleh karena itu, kesalahan bahasa dalam bidang klausa sudah tercakup dalam kesalahan bidang kalimat.
1) Kesalahan dalam Bidang Frase

lisan maupun tertulis, kesalahan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain sebagai berikut:

a. Pengaruh bahasa daerah yang cukup dominan di negara kita menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa, terutama dalam tataran sintaksis.

Contoh:

Mangga ini rasanya asam, pasti mangganya belon mateng!

Dia itu orangnya tidak sabaran


Kedua kalimat di atas adalah kalimat yang tidak haku, kalimat baku dari kalimat di atas adalah:

Bentuk Baku

Mangga ini rasanya asam, pasti mangganya belum matang. 

Dia itu orangnya tidak sabar

b. Penggunaan preposisi yang tidak tepat sering kali terjadi dalam frase preposisional yang menyatakan tempat, waktu, dan tujuan.

Contoh:

Kamu letakkan laporanmu pada laci meja kantor.

Tolong kirimkan surat ini ke bu Fatma.

Kedua kalimat di atas adalah kalimat yang tidak baku, kalimat baku dari kalimat di atas adalah:

Bentuk Baku

Kamu letakkan laporanmu di laci meja kantor.

Tolong kirimkan surat ini kepada bu Fatma.

c. susunan yang tidak tepat 

susunan kata yang idak tepat bisa terjadi karena adanya pengaruh bahasa asing. Perhatikan kalimat berikut ini:

Contoh:

Ini hari kita akan pergi ke wakatobi

Kamu sudah terima amplop itu?

Kedua kalimat di atas adalah kalimat yang tidak baku, kalimat baku dari kalimat di atas adalah:

Bentuk Baku

Hari ini kita akan pergi ke wakatobi

Sudah kamu terima amplop itu?

d. Penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir

Penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir sering dijumpai pada pemakaian kata-kata yang mengandung makna yang sama (sinonim). 

Contoh:

Agar supaya menjadi anak yang pintar, kau harus rajin belajar. 

Dia adalah guru yang paling tercerdas di sekolah ini.

Kedua kalimat di atas adalah kalimat yang tidak baku, kalimat baku dari kalimat di atas adalah:

Bentuk Baku

1) Agar menjadi anak yang pintar, kau harus rajin belajar.

2) Supaya menjadi anak yang pintar, kau harus rajin belajar.

3) Dia adalah guru yang paling cerdas di sekolah ini.

4) Dia adalah guru yang tercerdas di sekolah ini.

2) Kesalahan bidang Kalimat
Kesalahan yang biasa terjadi dalam bidang sintaksis, khususnya dari segi kalimat antara lain sebagai berikut:

a. Kalimat tidak bersubjek
Seringkali kita menemukan kalimat rancu yakni kalimat yang memilil predikat verba aktif transitif dan didepannya subjek terdapat preposisi, misalnya:
1) Dalam pelaksanaan rapat itu menunjukkan peningkatan financial perusahaan
2) Pelaksanaan rapat itu menunjukkan peningkatan financial perusahaan.
3) Di balai kota akan diadakan pameran dengan tema kota pasuruan tercinta.
4) Balai kota akan mengadakan pameran dengan tema kota pasuruan tercinta.


b. Kalimat tidak berpredikat
Kalimat yang tidak memiliki predikat disebabkan oleh adanya keterangan subjek yang beruntun atau terlalu panjang yakni keterangan diberi keterangan lagi dan menyebabkan penulis lupa bahwa kalimatnya belum lengkap.

Contoh:

Jembatan suramadu yang dibangun untuk menghubungkan pulau jawa dan maduira dengan menggunakan tekhnik yang professional.

Kalimat di atas adalah kalimat yang tidak memiliki predikat. Hal tersebut terjadi karena adanya kata yang pada kalimat tersebut yang harus dihilangkan agar kalimat itu bisa menjadi kalimat yang memiliki subjek dan predikat. Pembenarannya adalah:

Jembatan suramadu dibangun untuk menghubungkan pulau jawa dan maduira dengan menggunakan tekhnik yang professional.

c. Kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat buntung) Kalimat yang tidak bersubjek dan berpredikat ini sering kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh:

Pelajaran fisika ini sangat sukar dimengerti. Dan sulit dipahami. 

Waktu yang tersedia untuk mengumpulkan tugas hanya dua hari. Namun itu cukup buatku.

Kedua kalimat di atas salah karena tidak memiliki subjek dan tidak berpredikat. Dalam kaidah bahasa Indonesia kalimat tunggal tidak boleh diawali olch kata-kata karena, apabila, sehingga, agar, walaupun, seperti, kalau, jika dan konjungsi yang lain.

Jadi bentuk baku untuk kedua kalimat di atas: 

Pelajaran fisika ini sangat sukar dimengerti dan sulit dipahami.

Waktu yang tersedia untuk mengumpulkan tugas hanya dua hari namun itu cukup buatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun