Mohon tunggu...
Clarissa Jessica
Clarissa Jessica Mohon Tunggu... Lainnya - since '03

disturb the universe with tainted words.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah IPTEK Menggantikan Eksistensi Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa?

26 Oktober 2020   09:49 Diperbarui: 26 Oktober 2020   09:58 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila ditengah Gobalisasi (dokumentasi pribadi)

Selain itu, IPTEK membuat pembangunan daerah-daerah di suatu negara semakin cepat. IPTEK juga dapat memberikan sarana pendidikan yang sangat bermanfaat bagi para pelajar maupun pengajar. Dengan berkembangnya IPTEK, kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan mulai bermunculan. Sekarang ini, seluruh pekerjaan dari berbagai bidang banyak menggunakan produk dari IPTEK. Contohnya, bagi para petani membajak sawah menggunakan traktor dan bukan lagi hewan.

Namun, bukan hanya itu saja yang ditimbulkan oleh globalisasi. Kerugian oleh globalisasi juga banyak ditemukan di masyarakat. Dampak-dampak negatif akibat proses globalisasi-lah yang memberikan kerugian tersebut. Dampak negatif yang saat ini sedang marak diperbincangkan adalah lunturnya eksistensi Pancasila yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.

Pancasila ditengah Globalisasi (diolah secara mandiri melalui Canva.com)
Pancasila ditengah Globalisasi (diolah secara mandiri melalui Canva.com)

Lunturnya eksistensi Pancasila dimaksudkan sebagai suatu penerapan nilai-nilai baru selain Pancasila akibat globalisasi. Dan proses perkembangan globalisasi yang paling besar adalah di bidang IPTEK. Dengan begitu, maka Pancasila yang tadinya dijunjung tinggi sebagai jati diri bangsa, kini mulai dilupakan. IPTEK yang kini terus berkembang dan memberikan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat, membuat adanya pergeseran penerapan nilai-nilai Pancasila ke arah IPTEK.

Contoh yang dapat ditemukan sehari-hari adalah adanya platform-platform internet yang menyajikan informasi terbaru dari berbagai sumber, baik itu mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ataupun tidak. Gagasan-gagasan yang bertentangan dengan norma dan moral dengan mudah diterima masyarakat hanya dengan membaca dari media elektronik. Selain itu, pendidikan yang kini diterima oleh para pelajar bukan lagi berorientasi pada nilai-nilai luhur, tetapi pada perkembangan industri. Padahal, nilai-nilai tersebut-lah yang membentuk karakter bangsa akan sikap toleransi, jujur, disiplin, cinta damai, setia dan semangat persatuan dan kesatuan.

Pancasila sebagai pandangan hidup masyarakat kini sudah semakin berkurang dan pengaruh-pengaruh IPTEK mulai diadaptasi dengan mudahnya. Hal ini patut diwaspadai, karena tidak jarang ditemukan bahwa pengaruh-pengaruh tersebut membawa hal-hal buruk bagi masyarakat. Jika diteruskan, akibatnya akan sangat besar yaitu marginalisasi atau penyingkiran nilai-nilai budaya lokal, khususnya Pancasila sebagai jati diri bangsa.

Contoh yang nyata dari mulai adanya marginalisasi nilai-nilai Pancasila adalah penggunaan bahasa asing sebagai bahasa utama seseorang, atau tingkat ketertarikan masyarakat terhadap musik-musik dari luar negeri, atau gaya hidup masyarakat yang tidak lagi mengutamakan norma dan moral. Hal-hal tersebut dikarenakan adanya kemajuan IPTEK.

Paham asing yang kurang sesuai dengan bangsa Indonesia adalah individualisme yaitu paham yang mementingkan diri sendiri, materialisme yaitu paham yang melihat segala sesuatu berdasarkan harta dan materi, sekularisme yaitu paham yang menilai ketidakterikatan manusia dengan nilai-nilai agama tetapi mengutamakan akal sehat, serta hedonisme yaitu paham yang menganggap kesenangan adalah tujuan hidup manusia.

Paham-paham tersebut sudah banyak terbawa dan diberikan kesempatan untuk masuk oleh IPTEK. Adanya kemudahan membuat masyarakat seringkali tidak ingat akan betapa berharganya Pancasila yang merupakan jati diri bangsa. Maka dari itu, masyarakat harus mengenal dahulu Pancasila dan IPTEK. Karena jika tidak, ada reaksi-reaksi yang muncul dari adanya kesenjangan di masyarakat.

Dengan begitu, perlu diketahui bahwa masyarakat membutuhkan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi perkembangan IPTEK sebagai pertanda globalisasi. Upaya-upaya tersebut dapat terbentuk melalui strategi pemberdayaan masyarakat untuk kembali menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Strategi tersebut dapat berupa perancangan kebijakan dari pemerintah, program-program yang melakukan sosialisasi akan betapa pentingnya Pancasila bagi kehidupan bangsa, serta pemberian kesempatan bagi masyarakat untuk memotivasi dirinya sendiri dari pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan sebelumnya.

Di samping itu, dari hal-hal kecil saja seperti penerapan sikap selektif akan globalisasi dapat membuat masyarakat lebih memperkuat ketahanan nilai-nilai luhur bangsa sebagai penangkal penetrasi paham asing yang dapat menganggu kehidupan berbangsa. Pembangunan moral masyarakat seperti solidaritas, disiplin, jujur, bertanggungjawab dan mandiri adalah salah satu cara dalam menghadapi perkembangan IPTEK akibat globalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun