Cth : Mata Pelajaran Sejarah Peradaban Islam
Metode : Analisis Kejayaan Islam vs Kemunduran Islam .
Manfaat : Mengetahui pola yang menyebabkan kemunduran islam dan cara membangkitkannya .
Cth : Siswa tidak hanya mewawancarai petani , tetapi menganalisis penyebab krisis pangan dari perspektif ayat ayat Allah tentang pertanian (QS Abasa 24-32)
2. Evaluasi berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) dalam ujian akhir.
Metode : Kritik Hadits ( Ilmu Jarh wa Ta'dil )
Mengevaluasi hadist yang palsu , dhoif , lemah , dan alasan kenapa hadist tersebut diklasifikasikan seperti itu .
3. Proyek Inovatif yang mendorong siswa memberikan solusi nyata bagi masyarakat.
Pembuatan konten dakwah digital , Proyek penelitian ilmiah islami , membuktikan keajaiban al Quran . Seperti : Orisinalitas Al Quran , membuat aplikasi yang memudahkan dalam mengenal islam atau aplikasi jadwal sholat , dsb.
Kesimpulan :
Saatnya kita berhenti berpikir bahwa pendidikan Islam cukup dengan hafalan dan pengulangan semata. Generasi abad 21 harus dipersiapkan dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi, sebagaimana Islam telah mengajarkan sejak berabad-abad lalu. Kita memiliki tanggung jawab untuk mencetak generasi yang tidak hanya beriman, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis dan solutif, agar mereka mampu membawa perubahan yang nyata bagi umat dan dunia. Maka, perubahan harus dimulai sekarang, dengan langkah-langkah nyata di setiap ruang kelas sekolah Islam. Sebab, pendidikan yang bermutu bukan hanya tentang apa yang diajarkan, tetapi bagaimana ia membentuk jiwa dan pikiran setiap individu yang belajar di dalamnya.