"Pada 1926, Soekarno mendirikan Algeemene Studie Club di Bandung, yang merupakan cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI), yang berdiri pada 4 Juli 1927. PNI merupakan salah satu partai yang menuntut tercapainya kemerdekaan Indonesia dari para penjajah Belanda.Â
Berkat tingginya nasionalisme yang dijunjung Soekarno lewat PNI, ia sempat ditangkap oleh pemerintah Belanda pada 29 Desember 1929. Soekarno dipenjara selama empat tahun di Penjara Sukamiskin, Bandung. Setelah bebas pada 1934, penderitaan Soekarno belum berakhir. Ia diasingkan ke Kota Ende, Pulau Flores, sebelum akhirnya dipindahkan ke Bengkulu pada 1938."
"Jepang menduduki Indonesia mulai 1942, setelah berhasil mengusir Belanda. Merespons hal itu, Soekarno bersama Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mas Mansyur, membentuk Empat Serangkai. Empat Serangkai adalah kelompok nasionalis yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan Jepang.Â
Empat Serangkai memutuskan untuk bekerja sama dengan Jepang supaya mendapat dukungan atas kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, Jepang justru memanfaatkan kondisi ini agar bisa mengambil kekayaan Indonesia serta mempekerjakan rakyat pribumi sebagai kerja paksa (Romusha)."
"Pada 15 Agustus 1945, Jepang memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita kekalahan Jepang mulanya disembunyikan supaya tidak terdengar masyarakat luas. Akan tetapi, salah satu tokoh golongan muda, Sutan Sjahrir, mendengar berita kekalahan Jepang melalui radio dan segera disebarkan.Â
Baca juga: Peran Sutan Sjahrir dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Setelah itu, Sutan Sjahrir meminta Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Â
Akan tetapi, Soekarno masih enggan melakukannya karena masih menunggu keputusan PPKI. Merasa tidak puas dengan keputusan Soekarno-Hatta, golongan muda menculik mereka ke Rengasdengklok untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang.Â
Selama di Rengasdengklok, golongan muda terus mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Setelah negosiasi panjang, Soekarno-Hatta bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Mereka pun segera dibawa kembali ke Jakarta."
Setibanya di Jakarta, Soekarno langsung menuju kediaman Laksamana Maeda. Kemudai Soekarno beserta Hatta berngakat menemui Mayjen Otoshi Nishimura terkait dengan rencana rapat PPKI supaya dilaksanakan pad malam itu juga.Â
Karena tidak adanya titik temu maka Soekarno kembali ke rumah Laksamana Maeda, disana sudah hadir tokoh pergerakan beserta pemuda untuk selanjutnya menyusun sekaligus menetapkan naskah proklamsi kemerdekaan Indonesia kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta mewakili rakyat Indonesia.
Hingga akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi, Soekarno di damping oleh Hatta untuk membacakan naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai tanda bahwa bangsa Indonesia resmi merdeka.