Mohon tunggu...
Jawani Eka Pyansahcilia
Jawani Eka Pyansahcilia Mohon Tunggu... Administrasi - Resensor Pemula

Seorang statistisi yang terjebak di dunia akuntansi, mencoba lari sejenak menjadi peresensi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Resensi Novel] "Titip Rindu pada Allah di Tanah Suci, Mak"

18 Oktober 2018   23:27 Diperbarui: 6 November 2018   06:45 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan Mak Siti dan Intan selalu menjadi bahan gunjingan tetangga. Hal baik pun bisa diputarbalikan untuk memfitnah Mak Siti dan Intan. Tetangga tersebut sudah sering diingatkan oleh Bu Haji. "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." QS. Al-Hujurat:12 (Hlm.219)

Perubahan hidup Rizal membawa pengaruh baik terhadap sahabat-sahabatnya, Ridho, Rodli, Rakhmat dan Samuel (Hlm.83) Sahabatnya ini sudah tidak mabuk-mabukan lagi dan masing-masing sudah memiliki pekerjaan yang halal.

Ada peristiwa tidak terduga yang dialami oleh Rizal sehingga ia masuk rumah sakit dan nyaris nyawanya tak tertolong. Hal itu yang membuat sahabatnya beringas dan ingin membalas dendam kepada pelaku-pelaku yang menyebabkan Rizal masuk rumah sakit. Diakhir cerita, terbukalah siapa dalang dari peristiwa tersebut.

Setelah harapan Mak Siti untuk pergi haji hampir terpenuhi, Mak Siti harus mengalami masalah baru, penipuan. Rizal mengorbankan diri untuk Mak Siti agar dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Namun, setelah tunai impian Mak Siti, Intan bersama warga kampung menerima kabar duka dari Tanah Suci. Rizal yang sebelumnya menyesal atas kabar duka tersebut dan berniat pergi ke Surabaya untuk meninggalkan kampung, akhirnya mengurungkan niatnya setelah Zahra, anak Intan, meminta untuk tidak pergi meninggalkannya.

***

Dalam sebuah karya tidak akan pernah luput dari kekurangan. Ada beberapa kesalahan penulisan dalam novel ini, seperti:

  • "Terserang abang, dah." (hlm.82) Sebaiknya terserah.
  • "Iya, kita ndak punya-apa, Intan." (hlm.97) Sebaiknya punya apa-apa.


Selain itu, ada juga beberapa yang tidak sinkron di antara beberapa kalimat, seperti:

  • Oh, Mak..maafkan saya... Maafkan aku, Pak... (hlm.69) Dua kalimat ini terlihat Rizal tidak konsisten menggunakan aku atau saya.
  • "Kok jelek banget sih?" "Buruk gimana, mpok?" (hlm.86) Percakapan ini seperti tidak nyambung. Percakapan pertama menggunakan kata jelek, tapi percakapannya ditanggapi dengan kata buruk.
  • Dua orang yang saling berhadap-hadapan di medan tempur memerlukan kewaspadaan, bukan prasangka baik. Berprasangka baiklah terhadap musuhmu, lalu lihatlah bagaimana ia menusuk jantungmu! (hlm.128) Sepertinya ada kejanggalan antara dua kalimat ini. Mungkin sebaiknya kata baik di kalimat pertama diganti menjadi buruk.
  • "Iya, kita ajak Rildo dan Rakhmat." (hlm.195) Padahal yang mengatakan percakapan tersebut Rodli, seharusnya nama dalam kalimat tersebut adalah Ridho.

Terlepas dari beberapa kekurangan yang telah disebutkan diatas, novel ini tetap menjadi salah satu novel recommended untuk dibaca. Banyak sekali nasehat-nasehat yang bisa kita teladani dalam kehidupan kita pribadi. Nasehatnya pun juga ada beberapa yang diikuti berdasarkan ayat-ayat Al-qur'an dan hadits.

"Jangan lupa shalat, Nak. Jangan lupakan Allah, Nduk. Jangan tinggalkan shalat." (hlm.9)

"Kita ini manusia biasa, tempat salah dan dosa. Kita hanya bisa berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik. ... . Kadang kebaikan yang kita lakukan, dinilai buruk oleh orang lain. Kadang di mata orang ada orang yang buruk sifatnya, namun sesungguhnya baik di mata Tuhannya. " (hlm.80)

"Untuk menjadi orang yang lebih baik, tak perlulah melontarkan kata-kata dan bersumpah janji di bibir. Tak perlu. Kebaikan, terlebih kebaikan jiwa, hanya dapat dilihat dari perbuatannya, dari amalnya." (hlm.84)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun