Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melangkah Lebih Jauh

16 Mei 2024   23:48 Diperbarui: 16 Mei 2024   23:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di desa kecil yang terletak di lembah yang teduh, hiduplah seorang pemuda bernama Rafi. Rafi adalah seorang penjaga kebun teh yang tekun dan rajin. Setiap pagi sebelum matahari terbit, Rafi sudah berada di kebun teh, siap untuk memulai hari yang baru.

Salah satu kebiasaan unik Rafi adalah menutup mata sejenak setiap pagi sebelum matahari terbit. Dia percaya bahwa dengan menutup mata, dia bisa meresapi keheningan dan ketenangan sebelum memulai aktivitasnya yang sibuk. Baginya, menutup mata adalah cara untuk mempersiapkan diri secara mental dan spiritual sebelum menghadapi kesibukan sehari-hari.

Suatu pagi, ketika Rafi sedang duduk di bawah pohon teh yang rindang, teman baiknya, Maya, datang menemui dia. Maya heran melihat Rafi menutup mata saat matahari belum terbit.

"Rafi, mengapa kamu menutup mata sebelum matahari terbit? Apakah itu tidak aneh?" tanya Maya dengan rasa penasaran.

Rafi tersenyum dan menjawab, "Tidak, Maya. Bagiku, menutup mata adalah cara untuk berhubungan dengan alam dan diri sendiri. Ketika mata tertutup, aku bisa mendengarkan suara alam dengan lebih dalam, merasakan energi yang mengalir di sekitarku, dan menenangkan pikiran."

Maya mengangguk paham. "Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Mungkin aku harus mencoba juga."


Setiap pagi berikutnya, Maya bergabung dengan Rafi di kebun teh. Mereka duduk bersama di bawah pohon teh, menutup mata, dan meresapi keheningan sebelum matahari terbit. Maya merasa ketenangan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia menyadari betapa pentingnya momen-momen seperti itu untuk menjernihkan pikiran dan menenangkan jiwa.

Seiring berjalannya waktu, kebiasaan menutup mata sebelum matahari terbit menjadi ritual yang penting bagi Rafi dan Maya. Mereka menyadari bahwa kadang-kadang, untuk melangkah lebih jauh, kita perlu melambat dan meresapi keindahan sekitar kita. Menutup mata bukanlah tindakan melepaskan diri dari dunia, tetapi justru cara untuk lebih mendalam menghadapinya.

Kisah Rafi dan Maya mengajarkan bahwa kadang-kadang kita perlu menghentikan langkah kita sejenak, menutup mata, dan meresapi keheningan sebelum kita melangkah lebih jauh. Dalam momen-momen tersebut, kita bisa menemukan ketenangan, kejernihan pikiran, dan kekuatan untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun