Mohon tunggu...
Jesslyn Alvina
Jesslyn Alvina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Pohon Berulang Tahun Seperti Manusia?

24 September 2017   16:20 Diperbarui: 24 September 2017   16:30 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang lagi para kompasioner di manapun Anda berada. Pada kali ini saya akan membahas mengenai lingkaran tahun yang ada berada pada pohon. Seringkali ketika kita melihat sebuah pohon besar, pasti kita sering terkagum dan bertanya-tanya. Apakah pohon ini sudah lama tumbuh? Berapakah umur pohon ini? Untuk menjawab berapa umur sebuah pohon, para ilmuwan dan peneliti mempunyai cara yang mungkin sudah banyak diketahui banyak orang, yaitu dengan menghitung lingkaran/cincin pohon yang dimiliki oleh pohon tersebut.

Ada proses mendasar yang terlibat dalam pembentukan cincin/lingkaran tahun pohon dan aktivitas kambium. Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu pertumbuhan yang ada pada tumbuhan. Pada dasarnya, ada dua jenis petumbuhan, yaitu primer dan sekunder. Kedua pertumbuhan ini sebenarnya sama-sama tumbuh dari jaringan meristem, yang memiliki sifat aktif membelah. 

Karena sifatnya yang aktif membelah, dapat membuat ukuran batang menjadi lebih besar. Lalu sekarang yang menjadi pertanyaannya, apa perbedaan dari pertumbuhan primer dan sekunder? Tentu saja, dapat kita ketahui dari namanya. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang berasal dari meristem primer. Sedangkan pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang berasal dari meristem sekunder. 

Pada tumbuhan monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder, karena tidak terdapat kambium yang merupakan bagian yang penting dalam proses pertumbuhan sekunder, akibatnya tumbuhan monokotil tidak dapat melakukan pertumbuhan sekunder, hanya dapat melakukan pertumbuhan primer yang ditandai dengan pertumbuhan embrio. Sedangkan tumbuhan dikotil dapat melakukan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan pada kambium terjadi dengan dua arah,  yaitu pertumbuhan ke arah dalam  dan pertumbuhan ke arah luar. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif atau lebih besar dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu yang didalamnya. 

Pada arah ke dalam, akan membentuk pembuluh kayu atau biasa disebut dengan xilem. Sedangkan pada arah ke luar, akan membentuk kulit kayu yang disebut dengan pembuluh tapis atau floem. Selama proses pembentukan kayu, sel xilem baru yang dihasilkan oleh kambium mengalami transformasi mendalam, melewati tahap diferensiasi berturut-turut, yang memungkinkan mereka untuk menjalankan fungsinya di pohon. 

Pembentukan sel xilem dapat dibagi dalam lima fase utama: pembagian sel induk kambium yang menciptakan sel baru, pembesaran sel yang baru terbentuk, pengendapan dinding sekunder, lignifikasi dinding sel, dan akhirnya, kematian sel terprogramnya. Di sebagian besar wilayah, aktivitas kambium mengikuti siklus musim yang ada.  Di musim penghujan cadangan makanan, air, zat hara tersedia melimpah sehingga sel-sel kambium dapat membelah secara aktif membentuk sel-sel baru. Sebaliknya, di musim kemarau, ketersediaan cadangan makanan  berkurang sehingga sel-sel kambium tidak membelah dan mengakibatkan tidak adanya penambahan xilem dan floem. 

Maka dari itu, pada musim penghujan akan terbentuk xilem dengan ukuran diameter yang besar oleh kambium. Perbedaan ukuran diameter ini akan menyebabkan terbentuknya lingkaran-lingkaran pada penampang melintang batang. Lingkaran ini dikenal dengan lingkaran tahun, yang dapat digunakan untuk memperkirakan umur tumbuhan. Hampir semua perkiraan perkiraan umur pohon, terutama untuk pohon tua, berasal dari cincin pohon. Prinsip yang digunakan di sini adalah bahwa pada sebagian besar pohon yang membentuk cincin, cincin terbentuk setiap tahun, sehingga jumlah cincin di pohon akan memberikan perkiraan yang cukup dekat dengan umur pohon.

Ada sebuah ilmu yang mempelajari tentang lingkaran tahun dari pohon ini, disebut dengan dendrokronologi, yaitu ilmu tentang perubahan iklim yang dicatat oleh cincin pertumbuhan pohon. Di setiap musim pertumbuhan, pohon menciptakan cincin baru yang mencerminkan kondisi cuaca pada musim pertumbuhan dimana pohon tersebut tumbuh.

Tetapi apakah cara-cara yang digunakan untuk mengetahui umur pohon dengan menghitung banyaknya lingkaran pohon yang ada cukup akurat?

Menentukan umur suatu pohon dengan menggunakan lingkaran tahun pohon memiliki ketergantungan dalam banyak hal, contohnya adalah musim. Di Indonesia ini, ada musim hujan dan musim kemarau. Lalu bagaimana menentukan umur pohon dengan dua musim yang berbeda?

Pada musim hujan, pasti lingkungan akan penuh dengan air, air yang tersedia akan sangat banyak dan melimpah. Maka tugas akar yang berfungsi untuk menyerap air, akan berperan dalam hal ini. Akar akan berfungsi semaksimal mungkin untuk menyerap air sesuai kebutuhan yang diperlukan. Lalu ketika kebutuhan air sudah terpenuhi, maka selanjutnya adalah tugas xilem yang paling berpengaruh yaitu menyalurkan air yang sudah diserap oleh akar menuju ke bagian-bagian pohon yang membutuhkan. Karena xilem akan terus berfungsi dan bekerja maka pertumbuhan xilem yang dibentuk oleh kambium akan semakin cepat karena banyaknya air yang harus disalurkan, oleh karena itu diimbangi dengan pertumbuhan xilem yang lebih cepat pula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun