Mohon tunggu...
Jesslyn Alvina
Jesslyn Alvina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Pohon Berulang Tahun Seperti Manusia?

24 September 2017   16:20 Diperbarui: 24 September 2017   16:30 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu bagaimana pada musim kemarau? Sedangkan ketika musim kemarau, pasti penyerapan air akan berkurang, karena tidak banyak sumber air dari hujan yang bisa diserap oleh akar, akibatnya pun, akar memiliki kebutuhan yang lebih sedikit untuk menyerap air. Maka dari itu, pembentukan xilem oleh kambium akan berkurang dan akibatnya xilem yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada xilem yang dibentuk di musim hujan. 

Karena tidak banyak air yang  bisa diserap, mengakibatkan warna yang dihasilkan akan menjadi lebih gelap karena kekurangan air dan sel-selnya akan jauh lebih padat. Sehingga untuk menentukan umur pohon dalam jangka waktu setahun, kita dapat memakai dua lingakaran yang berwarna lebih muda dan tua. Tetapi, bagaimana jika warna yang dominan adalah warna yang lebih tua, warna xilem yang lebih muda akan cenderung tidak terlalu kelihatan dan tertutup oleh warna yang lebih tua. Hal ini menyebabkan perhitungan umur 1 tahun menjadi tidak akurat dan tidak pasti karena warna yang digunakan adalah dua warna yaitu warna yang lebih muda dan tua.

Sekarang, kita akan membahas mengenai iklim. Selain menentukan umur pohon bergantung pada musim, ternyata iklim juga berpengaruh dalam menentukan umur pohon. Saat iklim sedang bagus atau sedang mendukung, maka aktivitas kambium akan berlangsung terus menerus atau secara aktif karena ada faktor yang mendukung. Maka dari itu pertumbuhan xilem juga akan ikut aktif, banyak xilem-xilem baru yang dihasilkan. Maka xilem-xilem tersebut dapat melakukan fungsi mereka dengan baik dan dapat berdiferensiasi dengan baik pula. 

Kemudian pada saat iklim memburuk, maka ketersediaan air juga akan semakin menipis, tidak banyak yang bisa diserap oleh akar dan proses pertumbuhan xilem pun akan menurun, perubahan iklim yang ekstrem ini juga akan menimbulkan proses pertumbuhan xilem terganggu karena suhu yang tidak menentu yang bisa membahayakan, maka aktivitas kambium pun akan berhenti. Karena aktivitas kambium berhenti maka petumbuhan xilem tidak akan terlihat pada lingkaran pohon, padahal meskipun tidak melakukan aktivitas apapun pastilah umur pohon akan bertambah tidak tergantung pada aktivitas. Karena iklim yang sangat ekstrem ini menyebabkan pertumbuhan xilem tidak terlihat, cincin/lingkaran pohon pun tetap/tidak bertambah hingga ketika iklim akan mendukung, padahal ketika iklim sedang buruk pastilah termasuk sebagai penambahan umur suatu pohon, maka akan sulit untuk menentukan umur pohon dengan menentukan banyaknya cincin pohon.

Kemudian, pepohonan yang ada di daerah tropis tumbuh sepanjang tahun dan oleh karena itu tidak menunjukkan adanya pertumbuhan tahunan secara periodik yang nyata. Maka karena itu data iklim dari daerah khatulistiwa sulit untuk digunakan, sehingga sulit untuk menentukan umur pohon yang tepat. Kemudian, tidak mungkin pohon tumbuh di semua tempat di bumi, tidak ada pohon di daerah kutub, atau misal di pegunungan, oleh karena itu tidak ada yang  bisa mengetahui tentang catatan cincin pohon pada setiap perubahan iklim ataupun setiap wilayah secara keseluruhan dan tepat.

Dendrokronologi saat ini masih dalam tahap awal dalam penentuan umur pohon  dengan penggunaan cincin pohon, terutama karena pertumbuhan cincin pohon dapat dipengaruhi oleh banyak masalah, bukan hanya karena jumlah curah hujan, suhu, iklim, tetapi juga bisa ditimbulkan oleh angin, polusi, atau juga bisa oleh sifat tanah, dan oleh karena penyakit yang dapat timbul sewaktu-waktu, maka dari itu ilmu dendrokronologi ini masih perlu banyak pembaharuan terhadap penggunaan cincin pohon sebagai penentu umur pohon.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang iklim dalam jangka waktu yang lebih lama, dalam beberapa kasus ribuan tahun, adalah mungkin untuk melihat pohon mati pada usia yang tidak diketahui yang masih terpelihara dengan baik. Seseorang dapat menghubungkan cincin pada pohon mati tersebut dengan cincin pohon hidup (yang usianya sudah sudah diketahui), dan mendapatkan catatan iklim yang lebih lama sepanjang waktu. Contoh nyata dari hal ini adalah umur dari cincin pohon pinus bristlecone. Pohon cemara bristlecone tinggal di tempat di mana saat mereka sudah mati, pohon ini dipelihara dengan baik selama ratusan atau ribuan tahun. Oleh karena itu kita dapat melihat pohon bristlecone yang hidup, mencatat cincin pohonnya, lalu melihat pohon yang mati dan melihat di mana cincin itu cocok.

Tanaman tidak dilahirkan dengan cara yang sama seperti kebanyakan hewan. Pada awalnya, pohon bisa lahir baik dari biji, atau tumbuh dari pohon yang ada. Bagaimanapun, pada suatu saat kita dapat mengatakan bahwa ada tanaman muda yang tumbuh, meski usianya sudah tidak jelas. Katakanlah itu pohon muda dan akan menghasilkan cincin tahunan. Karena semakin besar, ia menghasilkan lebih banyak dedaunan. Dedaunan itu membutuhkan lebih banyak dan lebih banyak air dan membutuhkan cincin yang lebih luas untuk membawa air dari akar ke dedaunan. Jika kita melihat tunggul pohon muda, kita akan melihat proses ini tertulis di cincinnya - cincinnya yang sangat sempit saat pohon itu kecil, tapi semakin lebar dan lebar setiap bertambahnya tahun. Jika pohon tumbuh di tempat terbuka dan memiliki cukup cahaya dan air, proses ini akan berlanjut selama beberapa waktu yang cukup lama.

Pohon juga terkadang menghasilkan lebih dari satu cincin setahun.

Sebagian besar cincin pohon berwarna terang di bagian dalam dan berwarna gelap di bagian luar, Pergantian warna terang dan gelap inilah yang membuat cincin mudah dilihat. Perubahan warna terjadi karena di awal musim tanam, pohon menghasilkan sel besar, Seiring bertambahnya musim tanam, dan bergantinya musim, misal dari hujan menuju kemarau, kekeringan pasti akan muncul dan menyebabkan pohon menghasilkan sel yang lebih kecil. Karena sel-selnya lebih kecil, ada material dinding sel yang lebih banyak, ini menyebabkan sel tampak lebih gelap. 

Jika ada periode curah hujan yang diperbaharui di bagian akhir musim tanam, pohon tersebut mungkin mulai menghasilkan sel besar lagi, dan kemudian menghasilkan sel-sel kecil lagi karena adanya kekeringan yang ada. Efeknya adalah bisa menghasilkan cincin kedua, biasa disebut cincin palsu. Contoh yang nyata dari hal ini adalah pinus Karibia tumbuh di Republik Dominika di bawah iklim dengan variasi musiman yang sangat kecil. Pohon pinus ini bisa menghasilkan cincin yang tidak seharusnya atau berlebihan, umumnya menghasilkan cincin 4 sampai 5 dalam setahun. Jadi, jika menghitung cincin di pohon ini usianya pasti akan lebih daripada umur yang seharusnya padahal tidak seharusnya begitu. Hal ini bisa menyebabkan salah perhitungan pada umur pohon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun