Kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas, bagi saya, selalu menjadi topik yang cukup menarik, sekaligus penuh perasaan. Coba bayangkan puskesmas itu seperti sebuah toko kelontong kecil di desa. Tentu saja, toko itu tidak akan memiliki semua barang seperti supermarket besar di kota, tapi dia tetap menjadi tempat pertama yang kita tuju untuk kebutuhan dasar. Begitu juga puskesmas, meskipun fasilitasnya terbatas, mereka tetap menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pengalaman saya sendiri, beberapa kali ke puskesmas untuk pemeriksaan biasa atau vaksin, ada kalanya saya merasa sangat puas. Petugasnya ramah, ruang tunggu cukup nyaman, dan prosesnya juga relatif cepat. Tapi, ada juga saat-saat di mana puskesmas terlihat kewalahan, seperti sebuah toko kelontong yang penuh pelanggan saat jam sibuk. Saya pernah merasakan bagaimana petugas medis yang berusaha sekuat tenaga tetap terlihat kelelahan, dan saya bisa merasakannya. Mereka tetap mencoba untuk memberi pelayanan yang terbaik, meski terlihat sangat sibuk dan tertekan.
Saya tidak bisa tidak berpikir, bahwa puskesmas sebenarnya seringkali kekurangan fasilitas, seperti toko kelontong yang tidak selalu punya stok barang lengkap. Ada saat-saat di mana peralatan medis yang saya butuhkan tidak tersedia, atau mungkin tenaga medis yang ada terbatas. Bahkan terkadang, saya merasa seperti menjadi salah satu dari banyak pasien yang harus menunggu cukup lama hanya untuk mendapatkan perhatian lebih dari petugas. Hal ini tentu menyulitkan, terutama ketika saya membutuhkan penjelasan lebih tentang penyakit atau obat yang sedang saya jalani. Seperti ketika kita datang ke toko kelontong dan ingin tahu lebih banyak tentang barang yang kita beli, tapi si penjual terlalu sibuk melayani pelanggan lain.
Namun, meskipun ada berbagai kekurangan yang seringkali kita temui, saya tetap merasa bahwa puskesmas memegang peran yang sangat penting. Mereka seperti toko kelontong yang meskipun terbatas, tetap menyediakan kebutuhan kita. Saya percaya, bahwa meskipun puskesmas memiliki segala keterbatasan, mereka berusaha dengan sangat keras untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Itulah yang membuat saya terus menghargai setiap kunjungan ke sana, walau sering kali datang dengan ekspektasi yang rendah, saya tetap merasa bahwa mereka memberikan pelayanan yang tulus.
Namun, untuk membuat puskesmas lebih baik, kita, sebagai masyarakat, bisa membantu dengan cara yang sangat sederhana. Kita bisa lebih sabar, lebih memahami kondisi yang ada, dan bahkan memberikan masukan yang membangun untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Alih-alih hanya mengeluh atau merasa kecewa, kita bisa memberikan dukungan kepada petugas puskesmas dengan menunjukkan empati dan kesadaran bahwa mereka bekerja keras meskipun sering kali terbatas. Jangan lupa, mereka juga manusia yang perlu dihargai dan dipahami.
Jika kita bisa lebih berempati, memberikan sedikit waktu untuk berinteraksi lebih baik, serta memberikan umpan balik positif, saya percaya puskesmas akan lebih mampu berkembang dan memberi pelayanan yang lebih baik lagi. Jadi, mari kita sama-sama berpartisipasi, tidak hanya sebagai penerima layanan, tapi juga sebagai bagian dari solusi. Karena pada akhirnya, kualitas pelayanan kesehatan bukan hanya tanggung jawab petugas, tapi juga tanggung jawab kita sebagai masyarakat yang saling mendukung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI