Mohon tunggu...
jaucaw
jaucaw Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

mas-mas pada umumnya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku Belajar pada Julius Caesar

31 Januari 2024   06:42 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:03 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Dokumentasi pribadi

Aku pernah membaca buku yang didalamnya menceritakan sejarah Julius Caesar yang bulat tekadnya menyeberangi Sungai Rubicon. Waktu itu sungai Rubicon adalah batas teritoris Bangsa Romawi. Sebuah larangan keras jika tentara romawi melewati sungai itu tanpa titah Senator.

Bukan Julius Caesar namanya kalau tunduk pada aturan yang menghalangi letupan ambisinya. Alea iacta est, katanya. Dadu telah dilempar. Artinya ia sedang memantik sebuah konsekuensi besar yakni menyulut perang besar di Romawi saat itu. Jika ia tidak mengambil konsekuensi saat itu, mungkin ia tidak akan ada di buku yang kubaca .

Aku membaca buku itu tepat disaat bimbang tentang studiku sendiri. Fyi, aku mengambil studi master di masa pandemic dengan perhitungan yang dicukup-cukupkan meski jauh. Namun garis edar hidup membawaku kearah yang lain. Aku harus bekerja di daerah yang jauh sekali. Gelisahnya, saat itu aku sedang menyusun rencana tugas akhir. Artinya, beberapa langkah lagi aku akan meraih gelar master itu.

Melepas ambisi bukan pilihan yang sedetikpun terpikirkan. Melanjutkan ambisi membutuhkan banyak sekali pengorbanan. Aku terjebak diantara dua dilema itu.

Julius Caesar memantik gairah untuk berani mengambil konsekuensi besar dalam hidupku. Ini adalah keputusan terbesar yang kedua dalam hidupku, setelah aku membulatkan tekad mengambil studi master ditengah kondisi yang jauh dari cukup. Aku memutuskan untuk melanjutkan ambisi itu meskipun harus terseok-seok dalam prosesnya.

Semesta akhirnya mau berpihak pada ambisiku. Aku dapat meraihnya beberapa hari yang lalu. Capaian ini sangat berharga untukku. Capaian ini kuhadiahkan untuk diriku sendiri.

Akhirnya aku belajar, bahwa ambisi adalah milikku sendiri. Fokus, karena selalu ada rumput diantara padi yang sedang bertumbuh. Aku, kamu, siapapun berhak memperjuangkannya, asalkan satu hal. Jangan mengganggu dan merepotkan orang lain.

billions of love, - jau

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun