Dalam kisah Wayang Ramayana, tidak banyak disinggung atau dibahas mengenai hubungan antara Rahwana (Raja Alengka) dan Sugriwa (Raja Kiskenda). Padahal keduanya masih terikat hubungan kekerabatan karena adanya hubungan persaudaraan pada isterinya, yang mana mereka berdua memiliki isteri yang masih bersaudara yaitu sama-sama putri dari Dewa Indra.
Rahwana beristrikan Dewi Tari sedangkan Sugriwa beristerikan Dewi Tara. Keduanya putri Dewa Indra yang dikawinkan dengan kedua tokoh ini dengan alasan yang berbeda. Dewi tari dikawinkan dengan dengan Rahwana sebagai upaya untuk meredam Raja Alengka ini yang hendak menghancurkan Kahyangan tempat para dewa tinggal. Sedangkan Dewi Tara dikawinkan dengan Sugriwa sebagai hadiah atas jasa Sugriwa (bersama Subali) yang berhasil mengalahkan Mahesasura dan Jathasura yang mengacau Kahyangan dan membuat para dewa kelabakan.
Dalam perkembangannya, kedua tokoh wayang ini malah berada di kedua kubu yang saling berlawanan. Keduanya bermusuhan karena persoalan “penculikan Dewi Sinta” yang dilakukan oleh Rahwana. Sugriwa membela Rama yang telah membantunya merebut kembali tahta Kiskenda sekaligus Dewi Tara dari tangan kakaknya sendiri, yaitu Subali. Bantuan dari Rama inilah yang membuat Sugriwa berhutang budi dan bersedia membantu beserta tentaranya untuk berperang menyerbu Alengka demi membebaskan Dewi Sinta dari tangan Rahwana.
Mengapa Sugriwa lebih memberatkan Rama yang notabene tidak ada hubungan kekerabatan sama sekali dengan dirinya dibandingkan dengan Rahwana yang masih dekat ikatan kekerabatannya? Yang lebih gila adalah kesediaan Sugriwa yang membawa balatentaranya untuk berperang hanya karena persoalan pribadi antara Rahwana dengan Rama. Apakah tahta dan wanita sudah membutakan akal sehat Sugriwa? Ah, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
sumber gambar:
https://wayang.wordpress.com/2010/03/14/sugriwa-2/
podjok pawon. Maret 2016