Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nonton "Wayang Demit" di Daerah Selatan Yogya

14 September 2019   06:23 Diperbarui: 14 September 2019   06:28 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pak Ab yang berjalan bersama saya tiba-tiba berhenti lalu berjongkok di dekat sesaji yang sepertinya berisi kembang dan barang lain entah apa namanya yang saya juga tak paham. Beberapa saat kemudian Pak Ab berdiri dan mengajak saya untuk berjalan mendekat ke arah panggung pentas 'wayang demit' itu dilaksanakan.

Anehnya, saat saya dan Pak Ab menjauh dari sesaji itu, tiba-tiba saja sesaji itu menjadi barang rebutan oleh kaum laki-laki yang ada di sekitar tempat itu. Saya hanya melongo saja melihatnya.

Pak Ab malah tertawa sambil bertanya," Dik Jati nggak ikutan rayahan ambil sajennya?"

Saya jawab dengan pertanyaan pula,"Lha untuk apa?"

Pak Ab Cuma tertawa mendengarnya.

Waktu itu saya menjawab seperti itu juga karena tak paham untuk apa rebutan sesaji. Apalagi ini sesaji untuk pertunjukkan wayang dari orang yang sudah meninggal. Buat apa diperebutkan. Kayak orang tak punya kerjaan saja.

Selanjutnya sampailah kami di dekat panggung pementasan wayangnya, penontonnya berjubel-jubel hingga melebar ke kebun yang ada di kanan kirinya. 

Ternyata bangunan tempat yang dijadikan pertunjukkan wayang itu adalah sebuah bangunan yang cukup besar yang di belakangnya adalah sebuah makam. Makam dimana orang yang mengorder pertunjukkan wayang itu disemayamkan bertahun-tahun yang lalu. Olalaaa...!

Tak berapa lama kami berdua menonton acara wayangnya yang tampaknya masih pada acara pembukaan lakon pertunjukkan itu. 

Tiba-tiba ada angin yg berhembus agak kencangmunculnya dengan diikuti bau harum bunga sesaji yang semerbak. 'Mak brenggg...!' Harumnya bunga bikin merinding orang-orang yang penakut seperti saya ini.

Setelah muncul angin dengan disertai harumnya bunga itu lalu Pak Ab mengajak saya pulang. Saya pun hanya manut saja, namanya juga orang takut, hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun