Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kemah di Pinggir Kali

12 Februari 2019   06:50 Diperbarui: 12 Februari 2019   07:40 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan suka mengintip perempuan mandi, nanti tubuhmu akan kena kutuk dan mengeras jadi batu". Begitulah petuah dan larangan  yang diterima Kuntoro dari para orang tua saat usianya menginjak usia remaja.

Sebagai anak muda tentu saja Kuntoro menjadi heran dan bertanya pada diri sendiri. Apa benar bisa seperti itu? Jangan-jangan hanya larangan biasa saja. Mosok gara-gara mengintip perempuan mandi, tubuh bisa jadi mengeras seperti batu. Aneh dan tak masuk akal pikirnya.

Rasa penasaran akan sesuatu yang dianggap tak masuk akan ini membuat Kuntoro malah jadi ingin membuktikan. Namun bukan perkara mudah karena untuk mengintip perempuan mandi itu susahnya minta ampun.

Pucuk dicinta ulampun tiba. Ada acara kemah bersama yang diadakan oleh pihak  sekolahnya. "Semoga ada kesempatan untuk membuktikan rasa penasarannya," begitu kata Kuntoro dalam hati setelah mendengar adanya acara itu.

Kegiatan kemah bersama itu diadakan di daerah lapangan terbuka yang berada di pinggiran sebuah sungai,  dimana untuk kebutuhan MCK pun harus dilakukan di pinggir kali. semuanya serba sederhana. Tempat mandi dan tempat buang hajad  dibuat dari batang bambu dengan anyaman bambu yang mengelilinginya sementara bagian atas terbuka sehingga dari tempat yang lebih tinggi bisa terlihat dengan jelas siapa yang ada di dalamnya.

Kesempatan pun tiba saat melihat ada teman perempuan kelasnya yang cantik hendak mandi pagi. Bergegas Kuntoro mengajak Pringgo untuk menonton teman perempuannya yang hendak mandi pagi.

Ajakan Kuntoro ini benar-benar mengherankan bagi Pringgo. Sahabatnya ini jangan-jangan sudah tak waras lagi pikirnya. Orang yang kalem, santun, taat dan serba tertib dalam menjalankan segala hal mendadak bertingkah dan mempunyai kemauan yang tidak semestinya.

Namun untuk menjaga perasaan sahabatnya, Pringgo pun bersedia untuk diajak mengintip orang mandi. Keduanya lalu menyelinap menuju tempat yang lebih tinggi yang  terlindungi tanaman perdu dan pepohonan.

 Setelah mendapatkan tempat yang strategis dan aman, ditunggunya gadis teman sekolahnya yang akan mandi. Beberapa saat kemudian yang diharapkan sudah tanpak memasuki bilik bambu.

Melihat pemandangan yang sedemikian rupa, wajah Kuntoro menjadi merah dan nafasnya menjadi memburu. Pringgo yang menyaksikan jadi heran dan hampir saja tertawa melihatnya temannya sedemikian tegang karena melihat seorang gadis yang cantik mandi.

Sementara Kuntoro pun merasakan ada sesuatu yang aneh di tubuhnya. Perutnya agak tegang dan dengan cepat organ vital dibawah pusarnya bertambah besar dan mengeras. Adanya perubahan ini mengejutkan Kuntoro. Pikirannya segera melayang dan teringat akan nasehat para orang tua.

"Ternyata benar apa yang dinasehatkan para orang tua, gara-gara mengintip orang mandi, ada bagian dari tubuhku yang mulai mengeras." Begitu Kuntoro memikirnya. Dengan cepat-Kuntoro lalu mengajak Pringgo untuk pergi dan kembali ke Perkemahan.

Pringgo jadi heran, belum lama mengintip orang mandi lalu tiba-tiba ingin segera pergi dan kembali ke perkemahan. Dengan nada heran Pringgo lalu bertanya pada Kuntoro," Kun,  mengapa kita harus cepat-cepat pergi?"

Sambil berjalan, Kuntoro pun menceritakan semuanya, dari soal larangan mengintip perempuan mandi yang bisa merobah tubuh menjadi keras, serta apa yang dialaminya. Bahkan Kuntoro pun merasa kapok, tidak akan mengintip perempuan mandi lagi.

Mendengar keluguan dan kepolosan Kuntoro yang menceritakan semuanya itu membuat Pringgo tertawa terbahak-bahak. Untung sudah dekat dengan tenda mereka sehingga tertawa Pringgo tidak menimbulkan kecurigaan yang melihatnya.

tamat

podjok pawon, Februari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun