Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dewi Sinta: Lambang Kesucian dan Keteguhan Cinta

25 September 2014   05:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:36 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rahwana, sosok raksasa jahat dari negeri Alengka dalam kisah Rama Dan Sinta (Ramayana), ternyata memiliki perilaku yang tidak seburuk seperti yang digambarkan dalam soal cinta. Selama 12 tahun menculik dan menahan Dewi Sinta di Alengka, tidak sekalipun melakukan hal-hal yang nista terhadap Dewi Sinta. Bukan saja karena takut kalau Dewi Sinta yang dipujanya akan bunuh diri jika dia berani menjamahnya, tetapi benar-benar ingin mendapatkan Dewi Sinta dengn kerelaan hati.

Kekuatan cinta Dewi Sinta yang luar biasa terhadap Sri Rama, suaminya patut dipuji. Ketika Anoman yang diutus oleh Sri Rama untuk menguji kesetiaan cintanya dengan menyerahkan cincin, terpancarlah cahaya yang berkilau saat cincin itu dipakai di jari manisnya.

Hal yang berbeda ketika Dewi Sinta memberikan kalungnya kepada Anoman, dan menyuruhnya agar nanti dikenakan oleh Sri Rama. Kalung itu redup cahayanya ketika dikenakan oleh Sri Rama. Titisan Dewa Wisnu ini ternyata menyimpan rasa ketidak percayaan terhadap cinta isterinya.

Pada saat perang berakhir, dan Dewi Sinta berhasil direbut kembali, kecurigaan Sri Rama terhadap kesucian cinta Dewi Sinta juga belum hilang. Dewi Sinta masih harus membuktikannya dengan cara "mandi api suci" membakar diri di dalam api.  Kali ini terbukti bahwa kesucian cinta Dewi Sinta tetap terjaga. Api yang mebara tidak menghanguskan badannya.

Seiring berjalannya waktu, kecurigaan Sri Rama muncul kembali saat Dewi Sinta mengandung. Kala itu Sri Rama benar-benar kehilangan nalar budinya hingga sampai memerintahkan Laksmana, adiknya, untuk menyingkirkan Dewi Sinta ke hutan dan sekaligus menghabisi nyawanya. Laksmana yang tidak tega melihat nasib kakak iparnya ini tidak sanggup melaksanakannya dan hanya membawa Dewi Sinta ke dalam hutan dan meninggalkannya seorang diri disana.

Dewi Sinta yang hanya seorang diri di tengah hutan ini kemudian berjumpa dengan Resi Walmiki yang menolong serta membawanya ke pertapaan. Disana Sang Dewi akhirnya melahirkan dua orang laki-laki kembar yang lalu diberi nama Lawa dan Kusa. Kedua anak ini diasuh dan dididik langsung oleh Resi Walmiki sehingga menjadi anak-anak yang sakti, yang nantinya akan sanggup mengalahkan para ksatriya Ayodya, termasuk Anoman.

Ketika semua ksatriya Ayodya berhasil dikalahkan maka berjumpalah mereka dengan Sri Rama. Perjumpaan ini juga yang mempertemukan kembali Dewi Sinta dan Sri Rama. Namun perjumpaan ini juga masih menyisakan rasa sakit dihati Dewi Sinta sehingga dia menjerit dan berlari sambil menangis yang kemudian amblas masuk ke dalam perut bumi.

Sri Rama yang kemudian menyadari segala kesalahannya lalu menyusulnya masuk ke perut bumi. Disinilah titisan Sang Wisnu mengejar kembali cintanya kepada titisan Dewi Pertiwi, mengejar cinta dan menghilangkan semua keragu-raguan dan kecurigaan yang selalu menyelimutinya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun