Mohon tunggu...
Angel Sang Pemenang
Angel Sang Pemenang Mohon Tunggu... -

demokrasi telah mati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalah karena Serakah

9 Agustus 2018   07:02 Diperbarui: 9 Agustus 2018   07:47 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam politik, banyak partai yang tidak realistis dengan data statistik dan pendekatan akademik.Padahal data statistik terbukti bisa memotret fenomena dengan sangat presisi jika dilakukan secara profesional. Begitu juga pendekatan akademik, yang dalam prosesnya sudah di uji oleh banyak guru besar, di konfirmasi oleh eksperimen, simulasi dan penelitian.

Fenomena 212

Rupanya masih banyak yang terbuai oleh sukses aksi 212. Tetapi mereka lupa bahwa, aksi itu tidak terkait partai politik. Memang benar aksi 212 behasil menjungkalkan Ahok dari DKI-1. Tetapi harus diingat bahwa Ahok saat itu obyek utama, sehingga dampak 212 berbanding lurus terhadap elektoral Ahok. 

Tetapi saat ini peta itu berhasil di pecah melalui TGB dan Ngabalin. Menggunakan aksi 212 sebagai katalisator sudah tidak akan efektif lagi walaupun masih berdampak. Apalagi rentang waktu yang lama. Banyak yang sudah kehilangan sentuhan emosionalnya. 

Sikap memaksakan UAS dan Salim Segaaf sebagai Cawapres Prabowo jelas tidak realistis pada kondisi kekinian. Hasil pemilu selalu didominasi partai nasionalis, entah itu Golkar, Demokrat maupun PDIP. Artinya konstituen berpaham nasionalis itu lebih banyak di Indonesia. 

Sangat bodoh jika bertanding melupakan irisan kue yang besar dan justru fokus pada kue kecil. Bukankah lebih baik mendapatkan 50% dari 70% populasi debanding 70% dari 30% populasi? Secara matematika jelas bedanya 35% dan 21%. 


Pemilu dan Pilpres adalah soal kemenangan, Anda tidak bisa menaifkan itu. Apa artinya elektabilitas anda naik dari 2% menjadi 48% jika akhirnya 48% itu kalah? Bahkan anda akan lebih menderita karena untuk menaikkan 2% menjadi 48% sudah pasti anda habis - habisan. Anda berjuang sampai mati untuk kalah? Itu sangat konyol sekali.

Prabowo perlu wakil yang berasal dari Nasionalis, Jadi dimana posisi PKS seharusnya?

Dengan bergabungnya PKS di sisi Parabowo sebenarnya banyak sekali keuntungan yang didapatkan. PKS bisa memposisikan diri sebagai Partai Islam yang belum terkooptasi PDIP dan Jokowi. 

Positioning ini menjanjikan dan menggaransi PKS menjadi partai Islam terbesar suaranya di Pileg 2019. Basis Islam dibagi dua, Pro Jokowi dan anti Jokowi, Pro Jokowi di bagi 3 partai yang anti Jokowi 1 partai. Jelas ini ceruk yang menjanjikan.

Jadi buat apa menjadi serakah? Mengukur badan sendiri itu penting. Tiga tahun lalu ada pembalap debutan dari Formulas Asia dan dipaksakan bertanding di F1. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun