Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Omong Kupang

15 September 2013   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:51 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_278921" align="aligncenter" width="500" caption="doc pribadi/@jamprethati"][/caption]

Bermula dari update status di Medsos, Ini mahasiswa, lama-lama be lempar sandia dari jendela; dari tadi be omong, be kira dia parhatikan, padahal  ada tanganga bodo; pas tanya, dia sonde tau apa-apa; dasar anak sonde tau diri, cuma bisa kas abis orang tua pung doi sa, tapi kuliah sonde batu, dari tadi di pung tingka ke lelhanak masnana'ok; karuan saja status tersebut mendapat tangapan beragam. Ada yang bertanya tentang itu model berbahasa kacau dari mana; namun mereka yang dari NTT, khsusnya Kupang, mudah memahaminya. Status tersebut, adalah contoh ngomel dengan bahasa Kupang, (selanjutnya Omong Kupang), suatu ungkapan kekesalan, namun tak sampai marah-marah

Apa sich Omong Kupang tersebut!? memangnya ada!? atau hanya gaya berbahasa dan bertutur Melayu, yang hampir sama dengan Melayu Ambon dan Melayu Minahasa!? Kenyataannya Omong Kupang tak jauh beda dengan dialek Ambon dan Manado, mungkin saja ketiga model berbahasa dan dialek tersebut lahir dari Nenek Moyang Bahasa yang sama.

OmongKupang dihasilkan melalui proses kreolisasi, dan bukan dialek dari Bahasa Indonesia, tidak juga Bahasa Indonesia yang rusak', dan bukan bahasa slang'. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa yang resmi, baru ditentukan pada abad ke-20sebagai bahasa kesatuan bangsa. Bahasa Indonesia berdasar pada jenis Bahasa Melayu yang dipakai oleh penutur asli pada bidang pemerintahan dan sastradi sekitar keraton-keraton Riau dan Johor.

OmongKupang berdasar Bahasa Melayu, tetapi pola penggunaannya berbeda. Pada awalnya Omong Kupang sebagai alat komunikasi padaperdagangan dan antar suku. Para pedagang/pelaut dari Melayu yang melakukan perdangan ke Timur, sekaligus membawa bahasa yang mudah dimengerti oleh semua (pejulan, pembeli, dan lain), dan itu terjadi mulai dari Bali, Flores, Timor, Makasar, Manado (jika ini pengaruh Bahasa Melayu yang kebelanda-belandaan) sampai Ternate, Tidore, dan Ambon (Melayu Ambon pun kental dengan pengaruh Melayu Belanda atau kebelanda-belandaan).

Bisa dikatakan bahwa Bahasa Indonesia dan Omong Kupang berdasarkan dua jenis Bahasa Melayu yang berbeda, dan Omong Kupang lebih tua sebagai bahasa yang berfungsi dalam masyarakat Kupang, dibandingkan dengan bahasa Indonesia. [caption id="attachment_278924" align="aligncenter" width="225" caption="doc omongkupang/pribadi/@jamprethati"]

137922661931919297
137922661931919297
[/caption]

Pada waktu bahasa Melayu didatangkan ke wilayah Pulau Timor dan sekitarnya (misanya pada era kolonial), orang setempat yang mulai menggunakan bahasa Melayu tersebut bukan penutur asli dan tidak pakai bahasa Melayu secara sempurna dalam segala bidang; beda dengan bahasa Melayu yang berasal dari Riau dan Johor). Akibatnya ada proses kreolisasi (campur aduk bahasa dan dialek) mulai merubah bahasa Melayu yang dipakai di Kupang dan sekitarnya (Melayu Riau dan Johor) dengan dialek Melayu yang didatangkan belakangan oleh pegawai VOC dan sordadu Belanda.

Dengan demikian apa yang dikenal (sekarang) sebagai Omong Kupang, muncul dari berbagai proses. Menurut tuturan pengguna Omong Kupang dan beberapa ahli bahasa, proses yang melahirkan Omong Kupang, antara lain,

Pertama, Pijinizasi yaitu, morfologi atau pembentukan kata disederhanakan (misalnya, awalan me-, dan akhiran -kan tidak lagi dipakai, dan penggunaan kata kasi dan bekin diperluas; memberi makanan kasi makan, memanaskan bekin panas).

Kedua, Penyesuaian struktur dan pola mencerminkan rnakna supaya rnirip dengan struktur dan pola pikiran bahasa-bahasa lokal. Dengan demikian, pada Omong Kupang berkembang struktur kata kerja serial (yang juga terdapat dalam banyak bahasa daerah sekitar Pulau Timor), tetapi tidak terdapat dalam bahasa Melayu baku dan bahasa Indonesia (misalnya, dong datang mau ame bawa sang dia; dong pi potong ame dia pung kapala, dsb).

Secara semantik, pola kata yang mencerminkan makna juga disesuaikan untuk mengikuti pola bahasa daerah (misalnya, bahasa Indonesia keras kepala, bandel, pada Omong Kupang menjadi kapala batu; kata-kata tetap dari bahasa Melayu, tetapi diucapkan dengan cara yang mirip bahasa-bahasa daerah).

Ketiga, pinjaman (tepatnya ambil dan dijadikan milik sendiri) kata-kata dari bahasa-bahasa daerah dan asing (misalnya, Portugis, Belanda, dan Arab) yang mulai dipakai secara umum oleh seluruh masyarakat yang berbicara dengan Omong Kupang (misalnya, pakane'o, pe'e, toe, masparak, te, antero, kunyadu, sonu, balas teng, los, balansit, ba i u, batambi, dan lain sebagainya. Jadi ingat ada orang yang sinis ketika kuganakan Nick Name Abbah Jappy, karena menurutnya itu milik orang Arab. Padahal, di Kupang, sudah sangat lama orang Kupang menyebut Sebe, Abba, Abbah sebagai pengganti kata ayah atau bapak; sebe dan abbah sudah menjadi kata-kata di/dalam Omong Kupang)

Proses tersebut sudah sejak lama, sejak era VOC, Belanda, sampai pada adanya Omong Kupang (yang baku), dan kemudian mengalami penambahan kosa kata baru hasil serapan (akibat adanya arus Informasi dan Teknologi) dari bahasa prokem, gaul, daerah (di luar NTT),ataupun dialek-dialek yang muncul di TV Nasional, Radio, dan lain sebagainya.

Di samping itu, Omong Kupang semakin dibakukan sebagai alat komunikasi sehari-hari oleh generasi baru yang lahir dari orang tua yang berkomunkasi dengan Omong Kupang sebagai bahasa pertama, (artinya bukan lagi gunakan bahasa daerah suku dan sub-suku). Para generasi baru tersebut hanya mengenaldan mengerti Omong Kupang sebagai bahasa ibu, bahasa pertama, bahasa sehari-hari, dan bahasa Indonesia sebagai kewajiban berbahasa di Sekolah. Mereka, lebih tahu, mengerti, dan sebagai pengguna Omong Kupang hampir semua aktivitas hidup dan kehidupan.

Penggunaan Omong Kupang dalam kseharian pada berbagai bidang aktivitas tersebut, seringkali terjadi campur-baru berbahasa (ketika berbicara secara resmi atau pada forum resmi) anata Bahasa Indonesia dan Omong Kupang. Bisa saja seseorang memulai dengan Bahasa Indonesia dan kemudian bergeser ke Omong Kupang, atau pun sebaliknya; namun, yang mendengar mengerti serta paham apa-apa yang diucapkan. Sehingga seringkali banyak orang (terutama PNS, TNI, Polisi yang bukan petutur Omong Kupang, yang bertugas di Kupang), begitu cepat adaptasi bahasa ketika ia di Kupang.

Omong Kupang sebagai bahasa tersendiri dapat dibuktikan dari berbagai hal, antara lain: sistem bunyi (fonologi), tata bahasa dan pola wacana, dan pola bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Secara singkat, di bawah ini terdapat beberapa contoh. [caption id="attachment_278951" align="aligncenter" width="469" caption="doc pribadi"]

1379232920930227612
1379232920930227612
[/caption] [caption id="attachment_278954" align="aligncenter" width="485" caption="doc pribadi"]
13792336961574808438
13792336961574808438
[/caption]

Coba simak beberapa hal pada Omon Kupang. Pada sistem kata kerja dan pembentukan kata bendadari kata kerja, bahasaIndonesia lebih menggunakan awalan dan akhiran (ber-, meng-, di-, memper-,ter-, -kan, -an, peng-, per- -an, ke- -an). Fungsi awalan Omong Kupang ta- tidakjauh beda dari bahasa Indonesia ter-. Tetapi fungsi-fungsi awalan OmongKupang ba- tidak persis sarna dengan bahasa Indonesia ber-. Omong Kupangjuga bisa menggabung awalan yang tidak dapat digabung dalam bahasaIndonesia. Misalnya, ba-ta- (dong batasibu).

Bahasa Indonesia meng- hanya muncul dalam Omong Kupang pada beberapa kata yang sudah baku (misalnya, manyasal, manyangkal, mangaku). Salah satu fungsi dari akhiran bahasa Indonesia -kan diambil dari konstruksi kata kerja serial bahasa Kupangdengan ame (misalnya, bahasa Indonesia tunjukkan --> Omong Kupang tunjuame). Fungsi-fungsi lain dilayani dengan kata pendukung kasi dan bekin(misalnya, menjalankan -› kasijalan; menyembuhkan --> bekin bae).

Di samping itu, Omong Kupang juga mempunyai kata-kata penghubung yang berbeda dari bahasa Indonesia, misalnya, aisju (sesudah itu), akurang ko (mengapa, apa yan menyebabkan, penyebab), andiako ko (andia ko iko di pung mau, karena ikut maunya dia), te, tagal (karena itu). Omong Kupang juga mempunyai kata-kata yang muncul pada akhir kalimat atau akhir ucapan yang mencerminkan sikap atau keyakinan pembicara. Inimenjadi suatu sistem (modal system) yang tidak ada sistem sejajar dalambahasa Indonesia. Misalnya, ko?, na, ma, o.

Jadi, secara ilmiah, boleh dikatakan Omong Kupang Kupang mempunyai pola tata bahasa sendiri yang sangat berbeda daripada tata bahasa bahasa Indonesia. Ada pola dan sistem untuk Omong Kupangg secara keseluruhannya,yang secara ilmiah patut diteliti dan patut dihargai sebagai bahasa. Pendapat bahwa bahasa Kupang menjadi dialek bahasa Indonesia yang rusak, tidak berdasar ilmu bahasa atau sejarah masyarakat yang menggunakannya.

So basong jang lupa omong deng Omong Kupang.

13791496791828456784
13791496791828456784
SUMBER TAMBAHAN http://aklahat.wordpress.com/tag/melayu-kupang/ http://hurek.blogspot.com/2008/04/bahasa-indonesia-makin-dipinggirkan.html http://jappypellokila.8m.net/blank_4.html, Artikel Sosial Budaya http://timorexpress.com/index.php/index.php?act=news&nid=39569 Unit Bahasa dan Budaya, GMIT, Janji Baru, Kupang, NTT, 2007

13792264261175008556
13792264261175008556

Kalo Basong Masih Suka Omong Kupang, Datang Bagabung Deng Beta di Omong Kupang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun